Kamis 10 Mar 2011 06:05 WIB

Minyak Brent Melambung di Atas 116 Dolar

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Harga minyak Brent di London sempat melampaui 116 dolar Amerika Serikat per barel pada Rabu waktu setempat, karena kekhawatiran pasokan global di tengah semakin memburuknya kekerasan di Libya, kata para pedagang. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April melambung ke 116,18 dolar AS, sebelum kemudian turun kembali ke 115,55 dolar AS, atau naik 2,49 dolar AS dari level penutupan Selasa.

Tapi harga minyak New York turun setelah berita kenaikan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah Amerika. Kontrak utama, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April, dikenal sebagai West Texas Intermediate (WTI), menurun 12 sen menjadi 104,90 dolar AS.

"Minyak mentah Brent melonjak di atas 116 dolar AS per barel, didorong oleh kekhawatiran baru tentang ketegangan di Libya yang memaksa penutupan salah satu kilang minyak terbesar negeri itu," kata analis Sucden, Myrto Sokou.

"Namun, WTI kehilangan kecenderungan dan konsolidasi di sekitar tingkat 105 dolar AS per barel, setelah laporan mingguan EIA yang bearish menunjukkan pembangunan besar dalam stok minyak mentah AS, membatasi keuntungan untuk kontrak minyak AS."

Pertempuran untuk kota di barat Libya, Zawiyah, yang dikuasai pemberontak ragu-ragu pada Rabu, pelarian melaporkan, sementara televisi negara mengatakan warga menggelar demonstrasi massal untuk mendukung pemimpin Libya Moamer Kadhafi. Dalam beberapa hari terakhir, minyak telah melonjak ke tertinggi 2,5 tahun di tengah meningkatnya kekerasan dan kekurangan pasokan di Libya, yang merupakan produsen dan eksportir utama minyak mentah.

"Harga minyak mentah naik lebih tinggi ... setelah ketegangan baru di Libya yang memaksa penutupan salah satu kilang minyak terbesar (kilang Zawiyah) di negara itu," tambah Sokou.

Zawiyah, sebuah kota makmur sekitar 40 kilometer (25 mil) di barat dari Tripoli, telah diserang selama beberapa hari oleh pasukan Kadhafi menggunakan artileri dan tank.

Menteri Perminyakan Saudi Ali Naimi telah meremehkan kekhawatiran pasar tentang kekurangan global dari krisis, mengatakan pada Selasa bahwa kerajaannya memiliki kapasitas produksi tambahan 3,5 juta barel minyak per hari. "Kenaikan harga minyak mentah tidak didorong oleh pengetatan aktual pasokan melainkan ketakutan bahwa kerusuhan akan menyebar ke negara produsen minyak lainnya," tambah analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

"Jika negara lain pada skala Libya juga keluar dari pasar, kapasitas cadangan Arab Saudi akan cenderung jatuh ke tingkat kritis kurang dari dua juta barel per hari." Di tempat lain, Badan Informasi Energi pemerintah AS mengumumkan bahwa persediaan minyak mentah AS naiklebih besar dari perkiraan 2,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 4 Maret.

Tetapi EIA juga mengungkapkan bahwa stok bensin AS merosot 5,5 juta barel. Selain itu, hasil sulingan -- yang termasuk bahan bakar diesel dan pemanas -- merosot 4,0 juta barel.

sumber : ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement