Jumat 03 Oct 2025 14:20 WIB

Temuan Zat Radioaktif pada Udang Beku, Pemerintah Diminta Lakukan Investigasi

Kasus Cs-137 dinilai bisa merusak kepercayaan pasar global terhadap ekspor Indonesia.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Anggota Komisi IV DPR Johan Rosihan meminta pemerintah mengambil langkah konkret menyikapi temuan paparan zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) pada produk udang beku asal Indonesia. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Anggota Komisi IV DPR Johan Rosihan meminta pemerintah mengambil langkah konkret menyikapi temuan paparan zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) pada produk udang beku asal Indonesia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi IV DPR Johan Rosihan meminta pemerintah mengambil langkah konkret menyikapi temuan paparan zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) pada produk udang beku asal Indonesia. Menurutnya, kasus ini tidak hanya berpotensi memicu suspensi perdagangan ekspor udang, tetapi juga dapat merusak kepercayaan pasar global terhadap keamanan pangan laut Indonesia.

“Saya memandang ini sebagai sinyal peringatan serius bagi kredibilitas pangan laut nasional kita,” ujar politikus PKS itu di Jakarta, Jumat (3/10/2025).

Baca Juga

Johan menekankan, pemerintah harus melakukan upaya nyata dan tidak boleh ada kompromi dalam urusan keselamatan konsumen maupun integritas sistem ekspor nasional. “Saya mendesak pemerintah, khususnya KKP dan BPOM, untuk melakukan investigasi menyeluruh secara ilmiah dan transparan terhadap rantai produksi, dari hulu hingga hilir, guna memastikan sumber kontaminasi dan langkah mitigasinya,” kata Johan, legislator asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ia menilai, temuan tersebut mencerminkan lemahnya sistem jaminan mutu dan keamanan pangan laut, baik dari sisi laboratorium pengujian, pengawasan pelaku usaha, maupun edukasi kepada nelayan dan pembudidaya. Kejadian ini, menurutnya, harus menjadi momentum perbaikan menyeluruh terhadap sistem karantina ikan, manajemen limbah industri pesisir, serta tata kelola lingkungan laut.

“Kedaulatan pangan laut harus disertai dengan jaminan kualitas dan keamanan, agar produk kita bukan hanya berlimpah, tapi juga dipercaya dunia,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement