REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Pemerintah menginginkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran dalam rencana pengembangan pembangunan ekonomi nasional. "Kita ingin memantapkan BUMN dalam memberikan kontribusi untuk pembangunan bangsa, agar tidak hanya bussiness as usual," ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa saat ditemui pada acara retreat BUMN di Istana Bogor, Jumat (11/2).
Retreat membahas peranan BUMN untuk ikut terlibat dalam pembangunan ekonomi nasional tersebut dihadiri oleh 13 Menteri bidang ekonomi, 67 jajaran direksi BUMN, serta anggota Komite Inovasi Nasional (KIN) dan Komite Ekonomi Nasional (KEN). "Kita juga ingin KIN dan KEN terintegrasi dalam pengembangan tersebut. Tadi sudah kita sampaikan untuk lompatan kedepan itu, kita harus transformasi pembangunan ekonomi nasional," ujar Hatta.
Hatta menginginkan BUMN dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional juga melakukan efisiensi karena belanja operasional mencapai Rp 1000 triliun dibandingkan belanja modal Rp 200 triliun. "Salah satu 'operational expenditure' BUMN mencapai Rp 1000 triliun, sedangkan 'capital expenditure' hanya Rp 210 triliun dan salah satu rekomendasi pengeluaran operasional harus kita tekan, belanja modal kita naikkan sehingga kontribusi terhadap pembangunan
meningkat," ujarnya.
Apalagi, lanjut dia, BUMN juga siap berperan untuk pembiayaan investasi dalam negeri sebesar 40 miliar dolar AS atau sekitar Rp 387 triliun. "Kita ingin mendorong BUMN, agar siap belanjanya sampai 40 miliar dolar AS untuk investasi baru dalam negeri, sehingga BUMN dapat mempersiapkan untuk investasi sebesar Rp 387 triliun itu," ujar Hatta.
Selain itu, apabila penanaman modal asing mulai masuk dalam bentuk Foreign Direct Investment (FDI) untuk pembangunan koridor ekonomi Indonesia, pemerintah ingin memberikan kesempatan kepada BUMN untuk mengelola sebelum ditawarkan kepada pihak swasta. "Kita ingin sebelum FDI masuk, BUMN masuk, jangan misalkan mampu dikerjakan nasional kita berikan kepada swasta. Bukan maksudnya kita diskriminatif tapi kita memberikan kepada nasional terlebih dahulu," ujarnya.
Untuk itu, Hatta mengharapkan hasil retreat Bogor dapat menghasilkan beberapa rekomendasi untuk menyelesaikan permasalahan hambatan serta efisiensi BUMN dan hubungan dengan para pelaku dunia usaha. "Jadi kita betul-betul seluruh stakeholder bersatu mewujudkan Indonesia incorporated. Jadi saya akan mengubah pola-pola yang sangat kaku menjadi diskusi dialog," ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah juga merumuskan rencana induk pembangunan 2025 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif, adil dan berkelanjutan. Strategi penyusunan rencana induk tersebut meliputi tiga elemen utama yaitu mengembangkan enam koridor ekonomi Indonesia dengan membangun pusat -pusat pertumbuhan di setiap koridor dengan mengembangkan kluster industri dan atau kawasan ekonomi khusus yang berbasis sumber daya unggulan.
Selain itu memperkuat konektivitas nasional yang meliputi konektivitas intra dan antar pusat-pusat pertumbuhan di pulau dan pintu perdagangan internasional. Elemen ketiga adalah mempercepat kemampuan iptek nasional untuk mendukung pengembangan program utama.