Sabtu 28 Dec 2024 14:19 WIB

Kementerian BUMN Jamin Keandalan Kelistrikan PLN Selama Nataru

Agenda ini dilakukan dalam rangka memastikan sistem digital PLN berjalan optimal.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Petugas PLN melakukan inspeksi peralatan di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kV Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat, Jumat (27/12/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas PLN melakukan inspeksi peralatan di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kV Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat, Jumat (27/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri (Wamen) BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko bersama Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memonitor secara langsung operasi sistem kelistrikan Jawa Madura dan Bali (Jamali) di PLN Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B) Gandul, Depok, Jawa Barat pada Jumat (27/12/2024). Agenda ini dilakukan dalam rangka memastikan sistem digital PLN berjalan optimal dalam melayani masyarakat selama perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Tiko pun mengapresiasi keberhasilan digitalisasi PLN dalam menjamin ketersediaan dan keandalan pasokan listrik di seluruh wilayah Indonesia.

Tiko menyampaikan transformasi digital di PLN terbukti meningkatkan efisiensi dan keandalan layanan listrik secara signifikan. Hingga November 2024, durasi padam atau SAIDI (System Average Interuption Duration Index) menurun 15,6 persen dan frekuensi padam atau SAIFI (System Average Interuption Frequency Index) berkurang 30,44 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga

“Kami tadi (sudah) melihat kontrol sistemnya, (untuk) memastikan bahwa pasokan listrik untuk Nataru baik. Untuk itu saya mengapresiasi kerja keras yang dilakukan oleh jajaran Direksi dan para insan PLN sebagai ujung tombak ketahanan energi," ujar Tiko.

Tiko optimistis PLN ke depan akan terus sehat baik dari sisi kinerja operasional maupun keuangan. Tiko menegaskan Kementerian BUMN akan terus memastikan kesehatan korporasi PLN dalam mendukung berbagai penugasan Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang diamanahkan kepada PLN, termasuk mendukung PLN dalam upayanya meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 yang akan difinalisasi pada Januari 2025.

"Kami memastikan juga kondisi PLN sehat, dengan kemampuan keuangan yang baik, dan tentu dengan kemampuan keuangan yang baik bisa membangun kapasitas EBT baru dan menyalurkan listrik secara berkelanjutan kepada masyarakat," lanjut Tiko.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan selama empat tahun terakhir, PLN terus melakukan transformasi perusahaan berbasis digital, seluruh proses bisnis PLN yang dulunya dilakukan secara manual, kini telah terdigitalisasi. Digitalisasi di sisi sistem kelistrikan terbukti mampu meningkatkan keandalan pasokan listrik dan di saat bersamaan meningkatkan efisiensi.

“Transformasi digital di PLN telah meningkatkan efisiensi dan keandalan layanan listrik secara signifikan," ujar Darmawan.

Melalui integrasi teknologi canggih dan optimalisasi jaringan, Darmawan menyampaikan PLN berhasil menekan durasi dan frekuensi pemadaman listrik secara signifikan. Hal ini bukti nyata dari komitmen PLN untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Darmawan menyampaikan keberhasilan penerapan sistem digital ini tercermin dari penurunan SAIDI dan SAIFI secara konstan dari tahun ke tahun semenjak dilakukan transformasi perusahaan pada 2020. Sejak 2020 sampai November 2024, PLN telah berhasil menurunkan SAIDI sebesar 62,57 persen dan juga SAIFI sebesar 67,89 persen.

"PLN juga terus memastikan kesiapan infrastruktur kelistrikan di berbagai wilayah melalui pemantauan berbasis teknologi digital yang terintegrasi," sambung Darmawan.

Darmawan menyebut sistem ini memungkinkan pengawasan real-time terhadap distribusi daya, deteksi dini potensi gangguan, serta optimalisasi pengaturan beban di setiap titik jaringan.

Sedangkan dari sisi kesiapan pasokan listrik pada periode Nataru 2024 ini, sambung Darmawan, PLN beban puncak mencapai sekitar 39 gigawatt (GW). Dengan daya mampu sebesar 53 GW, maka masih terdapat cadangan daya yang mumpuni sebesar 14 GW.

Selain itu, sebelumnya PLN juga telah menyiapkan 4.336 posko siaga dengan dukungan 81.591 personel yang siap siaga di seluruh Indonesia. Posko ini bertujuan untuk merespons cepat segala potensi gangguan kelistrikan yang mungkin terjadi selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

”Dengan pendekatan digitalisasi, PLN tidak hanya meningkatkan responsivitas dalam menangani gangguan tetapi juga menjaga stabilitas pasokan listrik di tengah tingginya permintaan selama periode Natal dan Tahun Baru,” ucap Darmawan.

Darmawan mengatakan PLN berkomitmen terus meningkatkan investasi di bidang teknologi digital dan sumber daya manusia sebagai pilar utama dalam mendukung transformasi sistem kelistrikan di Indonesia. Dengan strategi ini, PLN optimistis dapat mewujudkan sistem kelistrikan yang andal, efisien, dan berkelanjutan, sejalan dengan target transisi energi nasional menuju bauran energi bersih yang lebih besar di masa depan.

"Melalui sinergi antara pemerintah, PLN, dan seluruh pemangku kepentingan, diharapkan layanan listrik yang berkualitas dapat mendukung pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia," kata Darmawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement