REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, tekanan inflasi di Februari terbilang kecil dibandingkan dua bulan sebelumnya. Jika harga bahan makanan pokok terkendali, Kepala BPS Rusman Heriawan memerkirakan malah di bulan ini berpeluang terjadi deflasi.
Dia menjelaskan, baik kemungkinan deflasi maupun inflasi di bulan ini dapat terjadi, namun kisarannya kecil karena masih ada beberapa komoditas pangan yang harganya bergejolak. Bagaimanapun, dia memastikan bahwa inflasi bulan ini akan lebih rendah dari Januari.
Dia mengatakan, melonggarnya tekanan inflasi karena harga sejumlah bahan makanan pokok mulai turun, misalnya beras dan cabai rawit. "Mudah-mudahan ini juga beri sinyal tekanan inflasi di Februari nggak terlalu besar. Mudah-mudahan ya karena saya belum tahu, masih ada minggu ketiga keempat," katanya kepada wartawan usai Rapat Koordinasi Pangan di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (9/2).
Bulan lalu, komoditas beras dan cabai rawit menjadi penyumbang inflasi terbesar, masing-masing kontribusinya 0,11 persen dari total 0,89 persen. Walau demikian, kata Rusman, tren kenaikan harga kedelai dapat mengancam kelonggaran tekanan tadi. Karena, akan berimplikasi pada harga tahu dan tempe.
Selain itu, dia berkata, kecenderungan naiknya harga gula pasir dan minyak goreng juga patut dipantau. Harga kedua barang itu merangkak naik seiring tren penguatan harga bahan bakunya di bursa dunia. Karena itu, kata dia, saat ini pemerintah masih mengkaji kebijakan untuk menanggapi penguatan sejumlah bahan makanan pokok tadi.
Bila bahan pangan yang tergantung kepada pasar impor harganya naik, maka masyarakat akan terimbas inflasi impor dan sebaliknya. "Sepanjang bahan pangan yang kita impor dibandingkan harga langsung dalam negeri masih lebih tinggi, pengaruhnya negatif. Artinya imported inflation," ucapnya.
Diwawancarai terpisah, Menteri Keuangan, Agus Martowardojo mengatakan, pemerintah berupaya keras mengendalikan tekanan inflasi yang besar di triwulan pertama. "Kami harapkan dalam 2 atau 3 bulan ke depan ada environment yang menciptakan kondisi deflasi," ucapnya usai menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat.