Senin 07 Feb 2011 17:27 WIB

Menteri ESDM Terus Kaji Opsi Pembatasan BBM Subsidi

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh, mengungkapkan pihaknya akan terus mengkaji persiapan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akhir kuartal I 2011. "Kita lakukan terus kok, sesuai dengan kespakatan dengan DPR. Tetapi bagaimana timing (waktu) penerapannya, saya kira pertimbangannya banyak, dan pemerintah akan sangat hati-hati," kata Darwin saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (7/2).

Ditambahkan Darwin, pemerintah akan mempertimbangkan beberapa faktor secara menyeluruh. Dia menyontohkan misalnya kalau tidak dilakukan pembatasan BBM bersubsidi maka pembengkakan subsidi akan seperti apa. Termasuk juga bagaimana pengawasannya jika benar diterapkan.

"Bagaimana daya beli rakyatnya. Itu ditimbang komponen itu. Lagi-lagi kalau sudah menyangkut daya beli rakyat kita concern pada rakyat yang tidak mampu. Tetapi saya garis bawahi jangan coba terlena, banyak bagian terbesar rakyat yang mampu kita biarkan mereka beli BBM bersubsidi," papar Darwin.

Menurutnya, saat ini sebagian terbesar dari rakyat yang mampu masih mengonsumsi BBM bersubisidi. Disampaikan Darwin, mereka yang mampu tapi tetap membeli BBM bersubsidi sebagai bangsa 'cengeng'. Apalagi banyak masyarakat yang selalu mengeluh terkait harga BBM padahal mereka sebenarnya tidak layak untuk membeli BBM bersubsidi.

"Maksudnya cengeng itu artinya, belum apa-apa sudah mengeluh, padahal mereka yang tidak layak untuk beli BBM bersubsidi. Malah kita harus beri perhatian kepada mereka yang kurang mampu," pungkas Darwin.

Jika BBM bersubsidi diberikan kepada mereka yang memang pantas mengonsumsi, maka diperkirakan akan bisa mengurangi cost dana program untuk rakyat. Termasuk juga mengalokasikan untuk listrik. "Program listrik untuk rakyat karena 19 juta rakyat belum dapat listrik. Kita harus piikirkan dengan lengkap," ujar Darwin.

Sebelumnya, Darwin juga mengatakan jika pembatasan BBM bersubsidi tidak dilakukan maka pembengkakkan subsidi akan semakin menjadi-jadi jika terjadi kenaikan harga minyak mentah dunia, seperti yang berlangsung saat ini.

Melihat tren kenaikan harga minyak mentah dunia saat ini, Darwin mengatakan, bahwa ini bukanlah pengalaman pertama Indonesia mengalami tekanan naiknya harga minyak dunia. Sehingga, lanjut Darwin, pemerintah paling tidak sudah memiliki rujukan tahap-tahap atau langkah antisipasi yang akan diambil.

"Yang trpenting, bagi golongan yang mampu, hendaknya jangan membeli BBM brsubsidi. Premium itu adalah hak anggota masyarakat yang tidak mampu. Lagi pula, Pertamax lebih bagus untuk mesin, sehingga bagi mereka yg mampu memilih, pilih yang lebih bagus," papar Darwin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement