REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Patra Niaga menyampaikan bahwa sepanjang kuartal I 2025, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi, yaitu biosolar dan pertalite, tidak melebihi kuota yang ditetapkan oleh pemerintah. Upaya menuju subsidi tepat terus dilakukan Pertamina Patra Niaga, di antaranya melalui pendataan pengguna BBM subsidi melalui QR code.
“Penyaluran energi subsidi kuartal pertama 2025 masih berada dalam koridor kuota yang ditetapkan pemerintah,” ujar Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari, di Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa penyaluran yang tidak melebihi kuota tersebut menunjukkan bahwa distribusi dilakukan secara efisien dengan tren konsumsi yang terkendali melalui sistem pencatatan transaksi pada QR Code Program Subsidi Tepat.
“Insya Allah untuk barcode sendiri, di lapangan implementasinya sudah 99,9 persen, ya. Tinggal di beberapa wilayah yang mungkin agak jauh, itu yang kami kejar,” kata dia pula.
Adapun untuk realisasi penyaluran BBM subsidi hingga akhir Maret 2025 untuk pertalite sebesar sebesar 6,84 juta kiloliter (KL) atau 21,9 persen dari kuota 2025.
Sedangkan, realisasi solar JBT mencapai 4,19 juta KL atau 22,9 persen dari kuota 2025.
Heppy menyampaikan bahwa Pertamina Patra Niaga terus memastikan penyaluran energi subsidi dilakukan secara tepat sasaran melalui penggunaan QR Code, sesuai dengan ketentuan pemerintah.
“Kami juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait seperti BPH Migas, pemerintah daerah, Disperindag setempat, dan aparat penegak hukum untuk menjaga ketersediaan energi nasional serta mencegah potensi penyimpangan distribusi,” kata Heppy.