REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Produk Cina membanjir di semua lini. Bahkan, hingga produk yang menjadi trade mark Indonesia, batik.
Menurut mantan menteri perindustrian Fami Idris, produsen batik bakal terpukul dengan membanjirnya batik Cina yang dengan kualitas lebih baik, namun harganya lebih murah.
"Perajin batik Indonesia sudah diboyong ke Cina untuk membantu desainnya. Motifnya Indonesia, tapi produksi Cina," katanya.
CEO Mustika Ratu, Putri K Wardani, mengungkapkan, produk kosmetik China juga mengancam industri kosmetik lokal.
Sementara Ketua Umum Asosiasi Keuangan Mikro Indonesia Aries Muftie menambahkan bahwa seiring dengan membanjirnya produk China, kecintaan pada produk dalam negeri melemah. Untuk itu, katanya, diperlukan kebijakan yang tegas-tegas membela produk nasional dari serbuan asing.
Ketua Assosiasi Pengusaha Indonesia, Sofyan Wanandi, pernah mengungkapkan bahwa ada 16 sektor usaha yang belum siap memasuki pasar bebas.
Sektor yang keberatan dibukanya pasar bebas ASEAN-China tersebut antara lain tekstil, baja, ban, mebel, pengolahan kakao, industri alat kesehatan, kosmetik, aluminium, elektronika, petrokimia hulu, kaca lembaran, sepatu, mesin perkakas, dan kendaraan bermotor.