Sabtu 15 Jan 2011 21:40 WIB

Bank Dunia Beri India Pinjaman 1,73 Miliar Dolar

REPUBLIKA.CO.ID,NEW DELHI--Bank Dunia pada Jumat mengumumkan pemberian pinjaman 1,73 miliar dolar Amerika Serikat kepada India, termasuk 1,5 miliar untuk membiayai proyek negara untuk membangun 24.000 kilometer (14.880 mil) jalan pedesaan di tujuh negara bagian. Badan pinjaman global itu, juga menyediakan 255 juta dolar untuk tahap pertama sebuah proyek India untuk mengurangi dampak dari siklon, Presiden Bank Dunia Robert Zoellick mengatakan setelah penandatanganan dua perjanjian terpisah.

Pinjaman untuk meningkatkan proyek jalan pemerintah federal adalah yang terbesar yang disetujui oleh Bank Dunia dan bertujuan menguntungkan jutaan orang di India, ekonomi Asia terbesar ketiga setelah Jepang dan Cina. Kedua perjanjian tersebut ditandatangani setelah Zoellick mengadakan pembicaraan dengan Menteri Keuangan Pranab Mukherjee dan Perdana Menteri Manmohan Singh di New Delhi.

"Dalam diskusi saya dengan menteri keuangan, kami sepakat bahwa pendanaan dan sumber daya teknis bank juga harus cepat digunakan untuk membantu membangun infrastruktur ... dibutuhkan untuk mempertahankan pertumbuhan yang tinggi," ujar Zoellick.

Zoellick juga menyerukan kemitraan yang lebih erat antara Bank Dunia dan India, di mana ekonominya tumbuh 8,9 persen tahun-ke-tahun pada triwulan Juli-September 2010 . New Delhi telah memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun fiskal hingga 31 Maret dapat melebihi batas 9,0 persen. "India telah menunjukkan kepada dunia kemampuannya untuk pulih dari krisis global, dan kami siap untuk menjadi mitra," ujar Zoellick.

Mukherjee mengatakan pembicaraan dengan pemimpin Bank Dunia itu telah mencakup topik mulai dari kenaikan harga komoditas global hingga kondisi inflasi di emerging market. "India mempertimbangkan sebuah peningkatan peran untuk Bank Dunia dalam daur ulang tabungan global untuk investasi di negara-negara berkembang sebagai salah satu pendekatan untuk mengurangi ketidakseimbangan global," kata Mukherjee kepada wartawan.

sumber : ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement