REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono setuju dan menyukai prinsip pragmatisme dalam bidang ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip kebangsaan Indonesia.
"Kita dianjurkan untuk pragmatis. Saya suka pragmatisme," kata presiden saat membuka perdagangan saham perdana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin.
Presiden Yudhoyono menjelaskan, pragmatisme dalam bidang ekonomi adalah salah satu ciri dari sebuah negara yang adaptif. Suatu negara harus adaptif terhadap perkembangan ekonomi global untuk meningkatkan kesejahteraan warga negaranya.
Menurut Kepala Negara, Indonesia harus semakin terbuka dan cerdas dalam menyikapi perkembangan perekonomian dunia. Prinsip pragmatisme harus dimaknai sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Prinsip itu, kata Yudhoyono, juga harus dilakukan dalam kebijakan-kebijakan yang benar dan etis.
"Pragmatisme dengan prinsip. Pragmatisme yang memberikan manfaat untuk semua," katanya.