REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pelaksana Harian Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta memperkirakan pertumbuhan bisnis retail moderen masih sekitar 15 persen tahun depan. "Tahun ini pertumbuhan sekitar 15 persen. Melihat indikator-indikator pertumbuhan ekonomi tahun ini, sepertinya pertumbuhan retail akan masih sebesar itu," katanya ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (24/12).

Ia menambahkan, tahun ini omzet penjualan pelaku usaha retail anggota Aprindo sekitar Rp 100 triliun. Pertumbuhan usaha retail di tanah air, menurut Tutum, belum bisa meningkat bermakna dari tahun ke tahun karena pelaku usaha masih bergantung pada pasar tradisional, penduduk lokal.

"Kami belum bisa menciptakan pasar baru, pasar wisatawan, seperti yang dilakukan Singapura dan Malaysia. Padahal mal-mal di sini tak kalah kualitas dibanding yang di sana," katanya.

Dalam hal ini, lanjut Tutum, pelaku usaha tidak bisa berbuat banyak tanpa campur tangan dari pemerintah. "Tanpa infrastruktur, akses penerbangan, dan fasilitas transportasi memadai kita tidak bisa menggaet pasar wisatawan asing," katanya.

Pemerintah, kata dia, mesti memperbaiki infrastruktur dan sarana pendukung lain untuk membantu pelaku usaha menciptakan pasar baru. "Kalau ada program semacam wisata belanja dengan dukungan pemerintah, pertumbuhan bisa naik menjadi 20 persen per tahun," demikian Tutum Rahanta.

Ikuti Whatsapp Channel Republika