REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Perkembangan perdagangan di pasar modal nasional diyakini terhambat minimnya wawasan dan pengetahuan para investor lokal selama ini. "Untuk meningkatkan pengetahuan mereka, kami berupaya mengedukasi dan menyosialisasi bagaimana cara berinvestasi di pasar modal Indonesia," kata Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito, di "Investor Summit and Capital Market Expo 2010" di Surabaya, Kamis.
Salah satu cara edukasi itu, jelas dia, melalui pameran dan seminar yang diadakan pertama kali di Surabaya, Jatim. "Kami yakin kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi investor lokal di Surabaya maupun luar Surabaya," ujarnya.
Di sisi lain, ia mengaku, selama ini sudah menyebar sejumlah titik pusat informasi pasar modal. "Kalau di Surabaya, pusat informasinya berada di Kantor BEI Surabaya," katanya menjelaskan.
Bahkan, tambah dia, ada beberapa Pojok BEI yang berfungsi memberikan edukasi dan sosialisasi yang sengaja ditempatkan di sejumlah universitas seperti di Universitas Surabaya. "Penempatan Pojok BEI di kampus - kampus sekaligus mengedukasi dan menyosialiasi sejak dini kepada kalangan mahasiswa," ucapnya menambahkan.
Ia optimistis, keberadaan pusat informasi semacam itu dapat mengurangi kesalahan pasar permodalan saat berinvestasi. "Seperti yang terjadi ketika saham 'Krakatau Steel/KS' dilepas Rp 850,00 per lembar," tuturnya menegaskan.
Saat itu, lanjut dia, masyarakat mengira investor yang mendominasi adalah kalangan asing. "Padahal, komposisi investor domestik menguasai 65 persen dan asing 35 persen," katanya menjelaskan.