REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG--PT Timah Tbk terus mengembangkan industri hilir untuk memberikan nilai tambah bagi komoditas timah dan meningkatkan pendapatan perusahaan. "Industri hilir terus dikembangkan sebagai komoditas tambahan dan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan," kata Humas PT Timah Babel,Wirtsa Firdaus di Pangkalpinang, Selasa (9/11).
Wirtsa Firdaus menjelaskan, saat ini PT Timah baru memiliki 12 jenis produk hilir, jumlah yang relatif lebih kecil dibandingkan jumlah produk hilir Cina yang sudah mencapai 41 jenis. Ia menjelaskan, pihaknya terkendala teknologi dan tenaga ahli dalam mengembangkan produk hilir tersebut.
Namun, katanya, hal itu tidak menjadi hambatan bagi perseroan untuk mengembangkannya karena lebih prospektif pada masa mendatang. "Memang untuk mengembangkan produk hilir ini kami terkendala teknologi dan tenaga ahli, namun tidak menjadi hambatan bagi kami untuk mengembangkannya karena ini lebih prospektif ke depannya," ujarnya.
Ia mengatakan, produk hilir akan mendatangkan nilai tambah produk yang makin besar. Selama ini negara lain membeli produk itu dalam bentuk balok timah, yang kemudian diolah menjadi barang jadi dan dijual dengan harga mahal. Ia menjelaskan, produk hilir itu berupa tin ball, tin shot, tin anode, lead free solder (solder bebas timbal) dan banka four nine (timah dengan kemurnian di atas 99 persen).
"Produk hilir yang sudah dikembangkan PT Timah selama ini masih kecil, hanya beberapa persen dari total produk," katanya tanpa menyebutkan angka.
Wirtsa Firdaus juga mengatakan, reklamasi tetap menjadi kewajiban perusahaan negara itu untuk memulihkan kembali lahan yang rusak akibat aktivitas penambangan timah. "Reklamasi tetap dijalankan, ini merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan untuk memulihkan lingkungan rusak akibat aktivitas penambangan timah," ujar Wirtsa Firdaus.