Rabu 03 Nov 2010 00:09 WIB

BTN Rencanakan Rights Issue Rp 5 T di 2013-2014

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Djibril Muhammad
BTN
BTN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) merencanakan penerbitan rights issue pada 2013-2014 sekitara Rp 5 triliun atau setara 10 persen saham. Adapun hal ini dilakukan untuk menjaga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BBTN agar tetap di level aman.

"Kita berencana menerbitkan rigths issue sebesar 10 persen saham di 2013-2014. Dengan rights issue ini sekira bisa mencapai Rp 5 triliun. Tapi, ini semua masih sebatas wacana dan harus dibahas dengan share holder (pemegang saham)," kata Direktur Keuangan BBTN, Saut Pardede saat Public Expose di Pacific Place, Jakarta, Selasa (2/11).

Namun, mengingat posisi CAR bank yang fokus menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) ini, masih aman, maka rights issue diperkirakan baru dilaksanakan tahun 2013-2014. "Saat ini CAR kita sampai akhir tahun masih 17 persen. Sedangkan rights issue baru akan dilakukan kalau CAR berada di posisi 12-13 persen," tambah Wakil Direktur Utama BBTN, Evi Firmansyah.

Lanjutnya, pada tahun 2013-2014 mendatang, BBTN diproyeksikan akan membutuhkan modal besar untuk menjaga CAR-nya tidak kurang dari 12-13 persen. "Meskipun Bank Indonesia (BI) menetapkan delapan persen, namun berdasarkan prinsip operasional dan menjaga-jaga level aman di posisi 12-13 persen," ujar Evi.

Sebagai catatan, hingga triwulan ketiga 2010, BBTN berhasil menjaga CAR-nya di posisi 16,99 persen. Posisi ini lebih kuat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 15,15 persen. Sementara itum untuk net interest margin (NIM) meningkat menjadi 5,72 persen di triwulan ketiga 2010, lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,29 persen.

Bahkan, BBTN berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 597 miliar di triwulan ketiga 2010, naik drastis 84,26 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 324 miliar. Sedangkan aset BBTN naik 23,13 persen atau setara Rp 63,498 triliun di triwulan ketiga tahun ini, lebih besar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 51,495 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement