REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) meraih laba bersih Rp 6,1 triliun pada akhir kinerja triwulan III 2010, yang didukung oleh pertumbuhan kredit di semua segmen dan peningkatan saldo rekening transaksional dana pihak ketiga (DPK).
"Didukung dengan posisi neraca yang sehat, BCA berhasil mendapat manfaat dari kuatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Disiplin dalam menerapkan strategi pertumbuhan berkualitas membuahkan hasil positif dan menempatkan bank pada arah yang tepat untuk menangkap peluang-peluang bisnis di massa mendatang" ujar Direktur Utama BCA, D.E. Setijoso di Jakarta, Rabu (27/10).
Nilai laba tersebut tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 20 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya (YoY) sebesar Rp 5,1triliun. Selain itu, BCA berhasil mempertahankan stabilitas pendapatan bunga dan non bunga sebesar Rp 15,1 triliun dalam sembilan bulan pertama 2010 dibandingkan pada periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp 14,5 triliun, kata Setijoso.
Seiring dengan peningkatan profitabilitas, BCA mencatat return on aset (ROA) sebesar 3,5 persen dan return on equity (ROE) sebesar 32,3 persen, sedangkan rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 14,1 persen. Angka tersebut dinilai masih berada diatas ssyarat minimum yang ditentukan oleh Bank Indonesia (BI).
Sedangkan portofolio kredit secara keseluruhan tumbuh sebesar 23,2 persen YoY menjadi Rp 138,9 triliun pada September 2010, karena pertumbuhan terjadi di seluruh segmen. Jika dilihat dari persentase, kredit konsumen mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 35,2 persen YoY menjadi Rp34,4 triliun, didukung oleh tingkat suku bunga yang menarik dan tingginya permintaan nasabah.
Sedangkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mengalami kenaikan sebesar 43,5 persen YoY menjadi Rp 16,9 triliun, sementara kredit kendaraan bermotor (KKB) juga meningkat 31,7 persen YoY menjadi Rp 12,9 triliun. Selain itu kartu kredit juga mengalami peningkatan sebesar 19,3 persen YoY menjadi Rp 4,6 triliun pada September 2010.
Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) BCA mengalami pertumbuhan 12,1 persen YoY menjadi Rp 262,8 triliun pada September 2010, didukung oleh beragam produk dan layanan, serta kenyamanan bertransaksi melalui penyediaan jaringan distribusi yang aman. Pada triwulan ketiga ini, dana giro meningkat 16,3 persen YoY menjadi Rp 60,4 triliun, sedangkan tabungan tumbuh 13,5 persen menjadi Rp 136,6 triliun, selain itu deposito meningkat 6,0 persen menjadi Rp 65,2 Triliun.
Menurut Setijoso, BCA berhasil mempertahankan komposisi DPK dimana dana rekening transaksional seperti tabungan dan giro berkontribusi sebesar 75 persen dari total DPK, lebih lanjut, secondary reserves tercatat mencapai Rp 82,6 triliun pada September 2010.
"BCA akan tetap fokus untuk terus mengembangkan franchise value sebagai bank transaksional pilihan utama nasabah. Melalui investasi yang terukur, BCA senantiasa meningkatkan kenyamanan bertransaksi dan kualitas layanan termasuk melalui perluasan jaringan, serta pengembangan produk dan layanan," ujar Setijoso.
Pada akhir triwulan ketiga 2010, BCA juga mencatat Rasio kredit bermasalah (NPL) sebesar 0,8 persen dengan rasio cadangan terhadap NPL di atas 300 persen.