REPUBLIKA.CO.ID, PARINGING, KALSEL--PT Adaro Indonesia, perusahaan pertambangan batu bara yang beroperasi di Kabupaten Balangan dan Tabalong, Kalimantan Selatan, telah mengucurkan dana lebih dari Rp 3 Miliar untuk pemberian kredit usaha mikro.
Menurut CSR Manager PT Adaro, Abdurrahman di Paringin, ibu kota Balangan, Rabu (27/10), pemberian dana itu merupakan bagian dari program 'Corporate Social Responsibility' atau CSR. "Dana itu kita kucurkan dalam bentuk modal pembiayaan bagi Lembaga Keuangan Mikrofinance (LKM) untuk dialokasikan kepada masyarakat di wilayah pertambangan PT Adaro," ujarnya.
LKM yang dinamakan Banua Bauntung itu telah di bangun lima kabupaten yang masuk dalam wilayah kerja PT Adaro Indonesia, yaitu Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Utara, Barito Selatan dan Barito Utara. Pada pelaksanaannya, LKM Banua Bauntung memberikan pelayanan kredit usaha mikro bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada.
"Badan hukum LKM berbentuk koperasi simpan pinjam dengan lima sektor usaha yang dibiayai olehnya, dengan penekanan pada UKM di wilayah kerja PT Adaro," katanya.
Lima sektor usaha yang diberikan pembiayaan melalui LKM Banua Bauntung meliputi perdagangan, jasa, pertanian, Industri Rumah Tangga (IRT) dan konsumtif. 2007 lalu LKM Banua Bauntung telah merealisasikan pinjaman dana Rp 5,6 Miliar lebih, masing-masing Rp 4,1 Miliar untuk sektor perdagangan, Rp 680 juta di sektor jasa, Rp 310 juta di sektor pertanian, dan Rp 375 juta di sektor konsumtif.
Realisasi pinjaman kepada nasabah itu naik pada 2008 dengan total keseluruhan Rp 7,6 Miliar lebih, masing-masing Rp 5 Miliar untuk sektor perdagangan, Rp 1,1 Miliar di sektor jasa, Rp 451 juta di sektor pertanian, dan Rp 822 juta di sektor konsumtif. Realisasi itu mengalami penurunan pada 2009 dengan total Rp 7,1 Miliar, masing-masing Rp 4,1 Miliar untuk sektor perdagagan, Rp 895 juta di sektor jasa, Rp 226 juta di sektor pertanian, dan 993 juta di sektor konsumtif.
Sedang 2010 ini, hingga Juli lalu tercatat realisasi pinjaman sudah lebih dari Rp 3 Miliar, masing-masing Rp 1,9 Miliar untuk sektor perdagangan, Rp 524 juta di sektor jasa, Rp 93 juta di sektor pertanian, dan Rp 450 juta di sektor konsumtif. "Lembaga tersebut bersifat non profit dengan keuntungan sebagai dana operasional. PT Adaro dalam hal ini hanya sebagai donator, tanpa ada hak interpensi apapun," tambahnya.
LKM Banua Bauntung diproyeksikan sebagai lembaga yang berfungsi untuk melayani masyarakat dan sebagai fasilitator bagi perkembangan UKM serta sarana sosial. LKM Bangun Banua diharapkan akan menjadi warisan yang dapat terus berkembang bahkan di saat PT Adaro sudah tidak lagi beroperasi.