Selasa 26 Oct 2010 05:52 WIB

BTN Catatkan Kenaikan Laba 84 persen di Q3

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatatkan laba bersih yang bombastis di triwulan ketiga 2010. Tercatat kenaikan sebesar 84,26 persen atau menjadi Rp 597 miliar dari Rp 324 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Kenaikan laba 84 persen ini merupakan angka yang cukup tinggi," kata Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro kepada wartawan di Jakarta, Senin (25/10).

Bank yang fokus pada kredit pemilikan rumah (KPR) ini juga mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) 27,62 persen menjadi Rp 43,029 triliun dari Rp 33,717 triliun. "Untuk kredit sampai September 2010 ini, kita meningkat 29 persen dari Rp 38,123 triliun menjadi 49,179 triliun," ujar Iqbal.

Menurutnya, maskipun ekspansi kredit tumbuh cukup tinggi, tapi non performing loan (NPL) tetap terjaga. "Per September (2010) itu NPL kita 3,48 persen. Hingga akhir tahun kita upayakan di bawah tiga persen".

Sementara itu, untuk capital adequacy ratio (CAR), Iqbal menyebutkan sampai September 2010 tumbuh 16,99 persen. Sedangkan net interest margin (NIM), meningkat 5,72 persen pada triwulan ketiga 2010 ini dibandingkan tahun lalu sebesar 4,29 persen. "Aset kami juga meningkat 23,31 persen menjadi Rp 63,498 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 51,495 triliiun," ungkap Iqbal.

Dia juga menjelaskan, untuk komposisi kredit antara non housing loan dan housing lebih besar dari target yang ditentukan. "Tadinya target housing dibandingkan nonhousing itu 75 : 25 di 2012 menjadi 85 :15".

Menyoal market share mortgage BTN, Iqbal mengatakan totalnya mencapai 27 persen dari market share kredit perumahan di Indonesia. Ditambahkannya, untuk mortgage yang subsidi mencapai 97 persen dan yang non subsidi sebesar 11 persen.

Beralih ke unit usaha syariah (UUS) BTN, Iqbal menuturkan terjadi kenaikan sebesar 39,51 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. "Aset BTN syariah saat ini medekati Rp 3 triliun. Mudah-mudahan sampai akhir tahun smpai Rp 3 triliun".

Namun, ia mengaku belum merencanakan untuk spin off kendatipun pertumbuhan bagus. "Masih lihat-lihat. Tapi kalau ada masanya kami akn buat suatu keputusan".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement