REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memperketat pengamanan berlapis mengingat aksi perampokan yang ramai belakangan ini. Bank pelat merah ini merangkul kepolisian dan meningkatkan sekuriti untuk melakukan patroli di sekitar unit dan Autometic Teller Machine (ATM) secara rutin.
"Kami berkoordinasi dengan kepolisian yang terdekat unit kerja BRI. Penjagaan yang berlapis kami tingkatkan selama 1x24 jam sehari," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat BBRI, Priyastomo di Jakarta, Rabu (20/10).
Guna meningkatkan keamanan di unit kerja BRI, Priyastomo menambahkan, pihaknya juga memasang Close Circuit Television (CCTV). Termasuk juga pengamanan dalam segi operasional dan IT (Informasi dan Teknologi).
Gangguan keamanan yang mendera BRI, ujar Priyastomo, sebetulnya tidak hanya terjadi di BRI semata, melainkan juga di bank-bank besar lainnya. Hanya saja, mengingat jaringan BRI yang sangat luas hingga 6.600 unit, maka peluang atau probabilitas gangguan keamanannya lebih tinggi. "Jadi, ini hanya kebetulan di BRI saja sebab cabang, kantor dan ATM kita ini kan sudah sampai ke pelosok nusantara," tukasnya.
Menyinggung kasus perampokan yang terjadi di Pantee Bidari, 120 kilometer (km) arah Laksa Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam, Priyastomo pun angkat bicara. Menurutnya, saat itu terdapat empat orang perampok yang terlibat di dalamnya.
"Ada empat perampok yang menggunakan sepeda motor. Dua orang masuk ke dalam bank mendekati teller untuk mengambil uang, lalu dua orang yang lain menunggu di dekat motor. Waktu itu kedua perampok sempat memasukkan uang Rp 20,5 juta ke dalam tas, tapi karena terdengar gaduh oleh polisi, maka kedua perampok itu ditembak hingga tewas," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, empat kawanan perampok bersenjata AK-47 berhasil ditembak polisi saat menyatroni BRI unit Pantee Bidari, pada Selasa (19/10) pukul 10.00 WIB. Diketahui, dua dari empat perampok tersebut tertembak mati, sedangkan yang dua lainnya berhasil meloloskan diri.