REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Harga minyak di New York naik tajam pada Senin waktu setempat, karena perdagangan di Wall Street mendapatkan momentum dan pemogokan yang sedang berlangsung di Prancis mengancam mengganggu pasokan di Eropa. Kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman November, naik 1,83 dolar AS menjadi 83,08 dolar AS per barel, mengurangi penurunan tajam pada Jumat lalu.
Minyak mentah "Brent North Sea" di London untuk penyerahan Desember bertambah 1,92 dolar AS menjadi 84,37 dolar AS. Wall Street diperdagangan di wilayah positif pada Senin didukung laporan kuat pendapatan dari Citigroup dan laporan yang menunjukkan kepercayaan pengembang rumah membaik. "Kami melihat perubahan di pasar modal memberikan beberapa dukungan. Harga benar-benar bangkit kembali dengan kembalinya risk appetite (selera risiko)," kata analis Matt Smith dari Summit Energy.
Harga juga di bawah tekanan, karena Prancis mengatakan telah mengaktifkan sebuah sel krisis pemerintah darurat dengan tugas mempertahankan pasokan bahan bakar minyak di tengah pemogokan yang telah menutup kilang-kilang dan memblokir depot penyimpanan. Para distributor bensin Prancis mengatakan secara sendiri-sendiri bahwa pompa-pompa telah mulai kehabisan, dengan UIP memperkirakan bahwa 1.500 dari 4.000 stasiun layanan utama telah terpengaruh.
Sebagian besar kilang minyak Prancis menghentikan produksinya pekan lalu sebagai bagian dari gerakan nasional melawan rencana untuk menaikkan usia pensiun dari 60 tahun menjadi 62 tahun, dan protes meningkat pada Senin dengan supir truk memblokir akses ke depot. Dolar juga diperbaharui pada Senin, dengan menurun terhadap euro, diperdagangkan pada 1,3994 dolar karena para pedagang semakin mengharapkan Federal Reserve AS untuk melanjutkan pembelian aset-aset dalam rangka meningkatkan perekonomian.
Sebuah greenback yang lemah membuat komoditas berdenominasi dolar seperti minyak lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang saingan, sehingga meningkatkan permintaan investor. Ketika
dolar menguat, terjadi sebaliknya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika