REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah akan terus melakukan intervensi pasar sehingga inflasi pada tahun 2010 dapat dipertahankan dibawah enam persen. Intervensi itu yakni dengan melakukan operasi pasar dan pasar murah guna meredam gejolak harga.
Deputi Menko Perekonomian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan, Erlangga Mantik, mengatakan angka inflasi tahun ini sejak awak memang diperkirakan akan berada sedikit di atas dari target yang ditetapkan dalam APBN P 2010 sebesar 5,3 persen. Namun kisarannya masih dalam 5 plus atau minus satu persen sesuai yang diproyeksikan juga sebelumnya oleh Bank Indonesia. "Mudah-mudahan memang akan berada dibawah 6 persen," ujarnya kepada Republika, Kamis (7/10).
Menurut Erlanggga, pemerintah akan terus melakukan intervensi terhadap pasar khususnya pada produk-produk tertentu seperti beras dan minyak goreng. "Kita lakukan pada produk yang bisa kita intervensi jika terjadi gejolak. Memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa suplai kita tidak bermasalah," jelasnya.
Harus diakui, agak tingginya inflasi pada tahun ini tidak terlepas dari dorongan inflasi pada Juli dan Agustus lalu. Inflasi pada Juli bahkan mencapai 1,57 persen akibat dari efek psikologis kenaikan tarif dasar listrik. "Belum lagi dorongan dari lebaran dan tahun ajaran baru anak sekolah," ujarnya.
Namun untuk beberapa bulan kedepan, Erlangga menilai, tekanan inflasi akan cenderung mereda. Bahkan tidak menuntut kemungkinan akan terjadinya deflasi seiring harga sejumlah bahan pokok yang menurun. "Mudah-mudahan akan terjadi deflasi," paparnya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Inflasi pada September sebesar 0,44 persen lebih rendah pada Agustus lalu 0,76 persen. Capaian tersebut mendorong laju inflasi tahun kalender (Januari - September) sebesar 5,28 persen atau hanya tersisa ruang 0,02 persen dari yang ditargetkan 5,3 persen. Sementara laju inflasi year on year ditetapkan sebesar 5,8 persen.