REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Badan Pusat Statistik (BPS) melansir Inflasi pada September sebesar 0,44 persen lebih rendah pada Agustus lalu 0,76 persen. Capaian tersebut mendorong laju inflasi tahun kalender (Januari - September) sebesar 5,28 persen. Sementara laju inflasi year on year sebesar 5,8 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan, mengungkapkan dorongan inflasi pada September ini antara lain didorong kenaikan harga sandang. Kemudian harga bahan makanan, makanan jadi rokok dan tembakau serta sektor tranportasi juga turut mendorong inflasi. ''Sandang ini karena banyak masyarakt harus pakai baju baru,'' ujarnya, Jumat (1/10).
Menurut Rusman untuk daerah tertinggi angka inflasi yakni Tarakan, Kalimantan Timur mencapai 1,8 persen. Hal ini, kata dia, memperlihatkan ada proses distribusi barang yang terhambat akibat konflik didaerah itu sehingga mengakibatkan harga menjadi naik. ''Karena suasana tidak kondusif sehingga menganggu proses distribusi barang dan jasa di daerah tersebut,'' ujarnya.