REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan bahwa upaya membatasi konsumsi BBM bersubsidi akan terus dilakukan meskipun kuota jumlah BBM bersubsidi pada 2011 kemungkinan akan naik. "Asumsi yang keluar untuk 2011 memang sekitar 38 juta kilo liter tapi intinya kita akan menekan kebocoran dan penyalahgunaan," kata Hatta Rajasa di Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Senin.
Menurut Hatta, pada saatnya nanti pemerintah akan melihat perkembangan kuota yang telah ditetapkan dengan pertumbuhan kebutuhan yang memang harus disediakan pemerintah. Pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan tetap dilakukan, katanya, karena jika tidak terkendali maka konsumsi akan jauh melampaui kuota yang ditetapkan.
"Sekarang saja (tahun 2010) jangan-jangan sudah 39 juta kilo liter (kuota 36,5 juta kilo liter). Belum lagi pertumbuhan di 2011, kalau tidak dibatasi bisa-bisa habis 40 juta kilo liter," katanya.
Sementara itu mengenai pelaksanaan pembatasan BBM bersubsidi yang direncanakan mulai Oktober 2010, Hatta mengatakan, untuk mendukung pelaksanaannya semua hal termasuk secara teknis harus disiapkan dengan baik. "Ini belum akan kita putuskan. Kita mencari waktu yang tepat, sosialisasi cukup baik, dan diskusi terus berkembang dan saya mencermati feedback yang masuk itu mendukung pembatasan," katanya.
Mengenai stok BBM di beberapa daerah yang mulai menipis, Hatta mengatakan, tidak ada istilah habis. "Kalau kuota 36,5 juta kilo liter habis, maka kita akan tetap menambah kuotanya, tidak boleh berhenti," katanya.
Mengenai kemungkinan instansi pemerintah tidak boleh menggunakan BBM bersubsidi, Hatta mengatakan, instansi pemerintah memang tidak pas menggunakan BBM bersubsidi. "Tentu saja, dan ke depan itu yang tidak pas tidak menggunakan. Yang pas itu angkutan publik, nelayan, roda dua," katanya.