REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Mantan wakil presiden Yusuf Kalla mengatakan, ada yang salah dengan kebijakan ekonomi yang ada di Indonesia. Akibatnya,meski Indonesia kaya dengan sumber daya alam tetapi kesejahteraan masyarakat belum juga meningkat.
"Kita selalu bangga dengan pertumbuhan.Itu memang bagus tapi di ASEAN, pertumbuhan kita nomor delapan kita hanya mengalahkan Myanmar. Jadi ada yang salah pada kebijakan kita," terangnya saat menjadi pembicara dalam talkshow Forum Kebijakan dalam rangka Lutrum XI Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Kamis (23/9).
Menurutnya,kebijakan ekonomi di Indonesia dipengaruhi oleh politik, dan pemikiran ekonom. JK mencontohkan,masa orde baru dimana ekonomi kita adalah ekonomi demokrasi, pada masa otoriter suharto ekonomi di Indonesia menganut faham sentraistik dan pada zaman sekarang menganut politik terbuka sehingga faham ekonomi juga terbuka.
Diakui JK, negara sama dengan perusahaan dan rumah tangga, bagaimana mensejahterakan rakyat sama dengan mensejahterakan keluarga dan perusahaan. "Karena itu untuk membuat kebijakan yang bagus ke depan maka kita harus tahu kesalahan kebijakan yang dilakukan sebelumnya," tambahnya.
Menurutnya, selama ini ekonomi di Indonesia itu mahal. Hal tersebut akibat dari biaya produksi yang tinggi, kebijakan yang keliru dan infrastruktur yang tidak mendukung.