Selasa 07 Sep 2010 05:48 WIB

Pemerintah Belum Putuskan Suntikan Dana Rp 600 Miliar ke Merpati

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian BUMN menyatakan belum memberikan keputusan terkait permintaan tambahan penyertaan modal untuk PT Merpati Nusantara Airlines (MNA). Semula sebesar Rp 310 miliar yang dijadwalkan turun 1 Juli 2010, tetapi diusulkan menjadi Rp 600 miliar.

Sebelum permintaan itu diputuskan, Kementerian BUMN meminta Merpati untuk menyempurnakan business plan-nya terlebih dahulu. "Itu memang ada usulan (tambahan penyertaan modal dari Rp 310 miliar menjadi Rp 600 miliar). Kami belum berani mengatakan yes or no. Kita meminta kepada Merpati untuk menyempurnakan business plan-nya," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar saat ditemui seusai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Senin (6/9).

Menurutnya, jika business plan tersebut ternyata meyakinkan, dan tambahan dana yang diminta sesuai dengan proyeksi cash flow Merpati, kenapa tidak diberikan. Namun, Merpati terlebih dahulu harus mempresentasikan business plan-nya di depan Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan.

"Kalau business plan tersebut ternyata meyakinkan dan tambahan dana yang itu sesuai dengan proyeksi cash flow mereka, kenapa tidak. Saya dan Pak Agus Marto (Menteri Keuangan) sudah sepakat memberikan kesempatan. Merpati akan melakukan presentasi di depan kita, selain kepada Banggar untuk meyakinkan kita," jelas Mustafa.

Dia mengatakan, Merpati diberikan waktu tiga bulan untuk menyempurnakan business plan-nya. Mulai dari jenis pesawat yang akan dioperasikan sampai rencana bisnis lainnya. Mustafa berharap Merpati bisa merampungkan business plan-nya segera mungkin, sehingga akhir bulan ini bisa melakukan presentasi awal.

"Mudah-mudahan akhir bulan September ini, mereka barangkali bisa memulai presentasi awal. Karena Merpati diberi waktu tiga bulan untuk kajian ulang bisnis. Sekarang ini kan business plan mereka yang lama. Perbaikan business plan termasuk jenis pesawat yang akan dioperasikan. Itu akan kita sesuaikan dengan manajemen yang baru," terang Mustafa.

Mengaca kepada cash flow Merpati yang ada saat ini, Mustafa menyadari bahwa pilot project manajemen Merpati yang baru cukup menyedihkan. Namun, ia berharap Merpati bisa mengikuti jejak efisiensi yang dilakukan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN), Dahlan Iskan.

"Pilot project manajemen Merpati yang baru memang menyedihkan. Mereka tahu benar permasalahan Merpati seperti apa. Mudah-mudahan efisiensi yang dilakukan Pak Dahlan Iskan di PLN bisa dilakukan dalam skala Merpati," harap Mustafa.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) Boyke Mukijat menuturkan suntikan dana pemerintah sebesar Rp 300 miliar kepada Merpati itu belumlah cukup. Untuk itu, diperlukan adanya tambahan dana. PPA akan kembali memberikan pinjaman kepada Merpati sebesar Rp 310 miliar rupiah. Boyke mengatakan pihaknya berencana menambah jumlah dana bantuan tersebut mulai tahun ini.

"Kalau yang Rp 300 miliar itu sudah mendapat persetujuan komite privatisasi. Tambahannya kan belum," ujarnya, beberapa waktu lalu. Sebelumnya, Banggar DPR telah menyetujui penerusan pinjaman luar negeri (SLA) sebesar Rp 2,138 triliun yang dilakukan dalam bentuk pesawat yang akan dibeli dari Cina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement