Ahad 05 Sep 2010 07:29 WIB

Jangan Cemas, Gagal Panen Nasional Hanya Satu Persen Kata Mentan

Panen padi. Ilustrasi
Foto: .
Panen padi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR--Menteri Pertanian Suswono menyatakan kegagalan panen nasional akibat cuaca buruk di sejumlah daerah hanya satu persen sehingga tidak mempengaruhi produksi. "Hanya satu persen kegagalan panen akibat bencana," katanya usai mengunjungi panen raya di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Sabtu.

Ia menjelaskan, Wajo sebagai salah satu lumbung pangan di Sulsel ternyata tidak mengalami penurunan produksi akibat hujan berkepanjangan. "Musim hujan yang panjang di Wajo justru menambah luas lahan tanam dan panen. Jika selama ini lahan tadah hujan hanya sekali dua kali panen, sekarang bisa sampai tiga kali panen," ujarnya.

Menurut dia, pasokan pangan nasional menunjukkan peningkatan 1,17 persen, yang berarti secara nasional tersedia pasokan sebanyak 5,6 juta ton beras hingga akhir tahun. "Untuk ukuran dalam negari jumlah ini cukup tapi untuk pasokan pangan sendiri," katanya.

Ia mengingatkan dalam kondisi cuaca seperti saat ini, memperkuat pasokan pangan menjadi sangat penting.

Menurut dia, Bulog memiliki persediaan 1,4 juta ton, namun jumlah tersebut akan terus diserap. Artinya, kata dia, Bulog harus mempercepat penyerapan. "Dengan banyaknya daerah yang masih panen seperti di Wajo, harusnya Bulog bisa segera menyerap sebanyak-banyaknya," jelasnya.

Menurut dia, dengan Public Service Obligation dan cadangan nasional, Bulog memiliki anggaran yang cukup termasuk untuk stabilitasi harga. Pemerintah menyiapkan Rp1 triliun untuk menjaga stabilitas harga.

Kabulog Sutarto Alimoeso menambahkan, persediaan beras nasional hingga kini mencapai 1,8 juta ton, 100 ribu ton di antaranya merupakan kontribusi dari Sulsel. "Stok cukup sampai lima bulan lebih hingga awal Februari," katanya. Ia mengatakan sanggup menampung produksi sebanyak-banyaknya dengan target nasional sebanyak 3,2 juta ton.

Terkait persoalan penyerapan produksi petani, ia menjelaskan hal tersebut terkait faktor kualitas produksi. "Kalau produksinya kurang baik pasti ada persaingan sehingga kami bekerja sama dengan pemda dan kelompok tani untuk terus meningkatkan kualitas produksi," jelasnya.

sumber : Ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement