REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menurunnya ekspor migas dituding menjadi penyebab defisitnya neraca perdagangan Indonesia pertama kali pada tahun ini. Karena itu, upaya meningkatkan ekspor dari migas harus senantiasa diupayakan.
Menteri Keuangan, Agus DW Martowardojo, menilai negatifnya neraca perdagangan Indonesia pada Juli ini, perlu dilihat secara seksama. Menurutnya, harus dibedakan antara neraca di sektor migas dan non migas. ''Neraca perdagangan migas kita itu adalah faktor yang besar yang membuat neraca perdagangan total itu menjadi negatif,'' ujarnya, di Jakarta, Kamis (2/9).
Sebagaimana diketahui untuk pertama kalinya sepanjang tahun ini (Januari -Juli), neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit. Badan Pusat Statistik mencatat Neraca perdagangan pada Juli defisit sebesar 128,7 juta dolar AS. Terjadinya defisit karena angka impor jauh lebih besar dibandingkan dengan ekspor. Ekspor pada Juli mencapai 12,49 miliar dolar AS. Sementara nilai impor meroket hingga 12,62 miliar atau meningkat 7,32 persen dibanding Juni yang besar 11,76 miliar dolar AS.
Melambatnya pertumbuhan ekspor tidak terlepas dari, turunnya ekspor di sektor migas. Nilai ekspor migas pada Juli sebesar 1,88 miliar dolas AS atau menurun dari bulan sebelumya Juni yang mencapai 1,90 miliar dolar AS. Oleh karena itu, upaya untuk bisa meningkatkan ekspor khususnya ekspor migas, memang harus diupayakan.
Menkeu mengakui sekarang ini ekspor migas bisa dikatakan lebih mengandalkan kepada gas, sedangkan untuk minyak bumi Indonesia sudah termasuk dalam kelas importir. ''Dan impor minyak itu membebani APBN kita juga,'' ujarnya.