Sabtu 28 Aug 2010 01:57 WIB

Target Laba Pertamina Bakal Direvisi

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Budi Raharjo
Kantor Pusat Pertamina
Foto: Nunu/Republika
Kantor Pusat Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian BUMN akan merevisi target laba bersih 2010 PT Pertamina (persero) yang telah ditetapkan sebesar Rp 25 triliun. Namun, Kementerian BUMN terlebih dahulu akan mempertimbangkan apakah revisi target laba bersih tersebut bisa dipertanggungjawabkan.

Kendatipun revisi target bisa direalisasikan, Kementerian BUMN berharap target laba bersih Pertamina di 2010 tidak berada di bawah Rp 20 triliun. ''Pertamina baru sebatas komunikasi lisan menyampaikan revisi target labanya. Koreksi terhadap target laba bersih Pertamina akan dikaji secara khusus. Mudah-mudahan revisi target laba tidak di bawah Rp 20 triliun. Tapi, saat ini kita belum ada usulan,'' kata Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, kepada wartawan di kantornya, di Jakarta, Jumat (27/8).

Seperti diketahui, manajemen Pertamina mengajukan revisi target perolehan laba bersih 2010 ke Kementerian BUMN. Adapun revisi dilakukan lantaran manajemen merasa pesimistis mampu mencapai target yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 25 triliun. Mengingat perolehan laba bersih BUMN minyak dan gas (migas) tersebut baru mencapai Rp 8,7 triliun hingga akhir semester pertama 2010.

''Ada beberapa hal yang menyebabkan manajemen Pertamina tidak sanggup mencapai target (laba bersih). Misalnya, kuota BBM (bahan bakar minyak) subsidi secara fisik ternyata lebih besar dari target, maka implikasinya ke beban,'' ungkap Mustafa.

Selain itu, lanjutnya, faktor pemicu lainnya adalah harga minyak yang diprediksi sebesar 80 dolar AS per barel, ternyata meleset. Harga minyak yang ada justru berada di bawah 80 dolar AS per barel. Tidak hanya itu, Mustafa juga menyampaikan adanya keterlambatan sejumlah proyek yang digarap Pertamina juga menjadi penyebabnya.

''Selain harga minyak yang di bawah 80 dolar AS per barel, Pertamina ada keterlmabatan proyek. Misalnya, proyek di Cilacap dan perluasan (kilang) Balongan. Jadi, itu faktor-faktor yang menyebabkan mereka pesimis,'' papar Mustafa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement