Jumat 13 Aug 2010 03:34 WIB

Impor Daging Sapi Ditambah

Rep: EH Ismail/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah memutuskan untuk menambah alokasi impor daging sapi pada semester kedua tahun ini. Penambahan alokasi bertujuan untuk menjaga stok daging sapi guna mensuplai kebutuhan sampai akhir tahun.

“Ada tambahan alokasi impor daging sapi sebanyak lima ribu ton untuk semester dua ini,” ujar Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian, Turni Rusli Syamsuddin, melalui sambungan telepon kepada Republika, Kamis (12/8).

Turni menjelaskan, penambahan alokasi impor daging sapi merupakan hasil rapat di Kementerian Koordinator Perekonomian pada tanggal 3 Agustus lalu. Dengan penambahan tersebut, total alokasi impor daging sapi sampai akhir tahun menjadi 22 ribu ton.

Dikatakan, semula total alokasi impor daging sapi pada tahun 2010 sebanyak 73.700 ton. Sepanjang semester pertama, impor yang sudah dilaksanakan mencapai 56.700 ton, sehingga masih ada kuota 17 ribu ton untuk semester kedua sekarang. “Nah, sisa 17 ribu ton ini ditambah lagi lima ribu ton, jadi totalnya untuk semester dua 22 ribu ton.”

Saat ini, kata Turni, stok daging sapi di gudang-gudang importir masih cukup untuk memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1431 H/2010. Dari realisasi impor semester pertama sebanyak 56.700 ton, daging sapi yang masih ada di gudang mencapai 5.671 ton. Kemudian dari alokasi impor 22 ribu ton semester dua, sebanyak 11 ribu ton sudah terlaksana. “Sehingga total stok daging sampai hari ini ada 16.671 ton. Sangat cukup untuk kebutuhan puasa dan lebaran,” imbuh Turni.

Turni menambahkan, kendati tidak ada masalah dalam hal pasokan dan stok daging sapi selama puasa dan lebaran, namun pemerintah juga mengakui masih terjadinya kenaikan harga daging di pasar. Untuk itu, menjelang Hari Raya Idul Fitri mendatang, pemerintah akan menggelar pasar murah daging sapi di sejumlah titik di seluruh Indonesia. “Pasar murah ini untuk menekan margin harga daging dari importir, distributor, kemudian sampai ke pengecer.”

Sejauh ini, Kementerian Perdagangan sudah menargetkan menggelar pasar murah daging sapi di 50 titik. Kementerian Pertanian, kata Turni, mungkin juga akan menggelar pasar murah di titik-titik lainnya. “Yang jelas tidak di pasar, tapi di perumahan-perumahan atau pemukiman penduduk.”

Ihwal teknis pelaksanaan pasar murah, Turni menerangkan, pemerintah pusat maupun daerah akan melakukan kerja sama dengan para importir dan distributor yang mempunyai stok daging sapi beku. Bilamana diperlukan, pemerintah akan mengeluarkan izin baru untuk impor daging sapi guna memenuhi kebutuhan pasar murah. “Soal berapa jumlah daging sapi yang akan kita jual di pasar murah, itu nanti menyesuaikann kebutuhan. Tapi yang jelas harganya pasti di bawah harga umum,” tandas Turni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement