REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, konversi minyak tanah ke gas bukan kebijakan keliru. Presiden menyampaikan hal itu menanggapi wacana yang berkembang bahwa maraknya ledakan tabung elpiji tiga kilogram itu akibat kebijakan konversi minyak tanah.
Presiden juga mengakui adanya pertemuan antaranya dirinya dengan mantan wapres Jusuf Kalla pekan lalu terkait masalah gas itu. Dia menyampaikan hal itu ketika memberikan arahan dalam Rapat Kerja di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (5/8). Raker dihadiri anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, Dewan Pertimbangan Presiden, Komite Ekonomi Nasional, Komite Inovasi Nasional, pimpinan BUMN, Gubernur, dan pimpinan DPRD provinsi seluruh Indonesia. Presiden meminta masalah gas itu disinggung dalam Raker.
''Permasalahan kecelakaan tabung elpiji tiga kilogram, saya sudah melakukan memberikan instruksi kepada jajaran terkait, para menteri terkait, Pertamina, dan semuanya, saya berharap dilaksanakan dengan baik,'' kata Presiden.
Jika ada masalah dalam kebijakan konversi minyak tanah ke gas itu, kata Presiden, maka harus diperbaiki. Namun, bukan berarti kebijakan itu keliru. Konversi minyak tanah dimulai ketika Presiden masih didampingi Jusuf Kalla sebagai wapres.
''Bahwa ada masalah-masalah akibat dari kebijakan yang tak keliru itu, kita perbaiki. Mungkin dulu tidak terpikirkan tapi setelah berjalan ada masalah,'' ujar Presiden.