REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Harga minyak menembus 82 dolar pada Selasa, untuk pertama kalinya sejak Mei meski data ekonomi Amerika Serikat "bearish" (lesu). Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman September, naik 1,21 dolar menjadi 82,55 dolar per barel.
Dalam kenaikan spektakuler, kontrak telah menerima lebih dari lima dolar atau tujuh persen dalam empat sesi terakhir. Minyak mentah Brent North Sea di London untuk penyerahan September melompat 1,86 dolar menjadi 82,68 dolar per barel.
Harga terangkat meskipun data ekonomi di Amerika Serikat lemah yang menekan pasar ekuitas. Amerika Serikat adalah konsumen energi terkemuka di dunia. "Kami melihat beberapa tindakan beli," kata analis John Kilduff dari Again Capital, sebuah hedge fund yang fokus pada energi.
Beberapa analis percaya bahwa pasar jauh di depan kenyataan di lapangan. "Harga minyak berlari lebih tinggi, pada harapan bahwa peningkatan kondisi ekonomi akan membawa pertumbuhan permintaan energi," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global.
Namun dia memperingatkan bahwa "pasar keuangan jelas dapat berjalan di depan realitas ekonomi, seperti yang telah ditunjukkan dari waktu ke waktu." Pasar pada Selasa mencerna sejumlah data ekonomi AS yang bearish, termasuk penurunan pengeluaran konsumsi kurang dari 0,1 persen dibandingkan dengan kenaikan persentase yang sama pada Mei, menurut pemerintah.
Belanja konsumen merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi AS, biasanya berkontribusi hingga dua pertiga dari output. Pesanan pabrik AS juga merosot pada Juni, penurunan untuk yang kedua bulan berturut-turut, Departemen Perdagangan mengatakan.
Dan sebuah laporan oleh National Association of Realtors menunjukkan jumlah penandatanganan kontrak untuk membeli rumah yang ada di AS tiba-tiba jatuh ke tingkat terendah dalam sembilan tahun.Berlanjutnya pelemahan dolar pada Selasa memicu harga minyak lebih tinggi.
Sebuah greenback lemah membuat komoditas yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi para pembeli yang menggunakan mata uang kuat, dan itu akan menstimulus permintaan. Euro pada Selesa menembus 1,32 dolar sementara yen Jepang mencapai tertinggi baru 2010 terhadap greenback. Pedagang tidak sabar menunggu laporan mingguan Rabu tentang persediaan energi AS.
Analis memperkirakan pasokan minyak mentah jatuh dalam laporan persediaan mingguan terbaru dari departemen energi, karena pengaruh Badai Tropis Bonnie yang bertiup melalui Teluk Meksiko pada akhir bulan lalu. Mereka memperkirakan penurunan 1,6 juta barel pada persediaan minyak, dengan stok bensin jatuh 800.000 barel dan stok distilat, termasuk minyak pemanas dan diesel, akan meningkat sebesar 1,1 juta barel, menurut Dow Jones Newswires.
Pasar juga akan terus memantau data pekerjaan pada Jumat, sebuah indikator kunci bagi kesehatan ekonomi Amerika Serikat.