REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis (29/7) siang kembali berada di atas angka Rp9.000 per dolar. Pasalnya, bila posisi rupiah dibawah level itu dinilai akan mengurangi pendapataan Bank Indonesia di sektor ekspor.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah tiga poin menjadi Rp9.003-Rp9.013 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.000-Rp9.010. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan, posisi rupiah yang sempat berada di bawah angka Rp9.000 per dolar sudah diduga sebelumnya tidak akan bertahan lama.
Menurut Kostaman, BI akan tetap menjaga mata uang Indonesia agar tidak kembali berada dibawah level Rp9.000 per dolar, karena posisi rupiah di atas Rp9.000 per dolar dinilai sudah cukup aman. "Kami optimis BI akan tetap menjaga, kecuali dorongan yang kuat dari pasar, maka BI dengan terpaksa akan melepas seperti yang terjadi sebelumnya, "ucapnya.
Faktor fundamental ekonomi Indonesia, lanjut dia yang memberikan keyakinan bagi investor asing untuk lebih aktif bermain di pasar domestik juga menjadi alasan utama mereka melakukan pembelian rupiah lebih lanjut. Apalagi dolar AS di pasar regional melemah terhadap sejumlah mata uang utama Asia lainnya, ujarnya.
Menurut dia, peluang rupiah untuk naik lagi masih besar, apalagi pelaku pasar saat ini sedang menunggu munculnya laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai laju inflasi Juli yang diperkirakan akan meningkat dibanding bulan sebelumnya. "Kami optimis pelaku akan menempatkan dananya lebih besar di instrumen BI dan Surat Utang Negara (SUN) karena peluang bunga rupiah terhadap dolar makin besar," ucapnya.
Sejumlah analis sebelumnya mengatakan, laju inflasi Juli 2010 meski diperkirakan meningkat belum mendorong BI untuk menyesuaikan suku bunga acuannya (BI Rate), karena BI menilai rupiah saat ini dinilai stabil.