REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kenaikan harga bahan pokok membuat sejumlah pedagang kecil pusing tujuh keliling. Modal dagang dan untung yang diperoleh tak cukup untuk menutup harga beli bahan pokok itu di pasar.
Jenah, pedagang sayur keliling, mengatakan sudah dua hari tak berjualan. ''Semua harga naik, tapi untung gak seberapa,'' katanya di Jakarta, Kamis, (1/7).
Untuk cabe merah saja, Jenah menyebutkan, per kilogram sudah mencapai Rp 40 ribu dari harga normal Rp 10 ribu. Bawang merah juga mengalami kenaikan dari Rp7-8 ribu per kilogram menjadi Rp16 ribu per kilogram. Begitu pula dengan cabe rawit hijau dan cabe hijau keriting yang melonjak lebih dua kali lipat dari Rp 8 ribu menjadi sekitar 28 ribu per kilogram.
Alhasil, kenaikan harga ini membuat Jenah mesti putar otak. Caranya, ia mengurangi jumlah dagangan per item namun dengan jenis varian yang sama. Ia juga mengurangi uang jatah belanja di pasar. Biasanya, ia berbelanja sekitar Rp1 juta. Namun, setelah harga melangit, ia hanya menyisakan Rp 700-800 ribu saja. ''Modal saya tidak banyak dan tidak cukup,'' katanya.
Hal yang hampir serupa dialami Asep Jamhuri, pedangan pempek di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Sejak kenaikan harga, ia sempat tak berjualan selama dua hari. Ia pun terpaksa menaikan harga jual pempek buatannya. Jika biasanya ia menjual dengan harga Rp 9.000, kali ini dijualnya Rp 10 ribu. ''Saya juga tak mau menaikan harga, tapi mau bagaimana lagi,'' keluhnya.