REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Setelah diberlakukan moratorium konversi hutan alam primer dan lahan gambut menjadi lahan pertanian dan industri selama dua tahun, pemerintah menargetkan produksi minyak kelapa sawit mentah (CPO) meningkat pesat. Pemenuhan terhadap target itu akan membuat CPO yang dihasilkan Indonesia naik dua kali lipat dibanding Malaysia.
Demikian disampaikan Menteri Pertanian, Suswono, di Kantor Wakil Presiden, Senin (28/6). ''Malaysia saat ini dengan luas lahan 4 juta hektare bisa menghasilkan 16 juta ton CPO. Indonesia dengan 7,9 juta hektare lahan hanya menghasilkan 18 juta ton CPO,'' katanya.
Suswono menambahkan, pemerintah akan memanfaatkan lahan terlantar seluas 1,9 juta hektare untuk pembukaan kebun Sawit baru. Moratorium konversi hutan alam dan lahan gambut selama dua tahun disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhir Mei 2010 lalu setelah Indonesia menandatangani kerja sama dengan Norwegia mengenai pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan. Kerja sama itu memungkinkan Indonesia mendapat kucuran dana sebesar 1 miliar dolar AS dari Norwegia.
Suswono mengingatkan agar pengelolaan lahan tetap bisa ramah lingkungan. ''Perusakan lingkungan dulu pernah terjadi kita akui. Justru sekarang ini mau kita pulihkan dengan semangat Presiden mendeklarasikan untuk mengurangi emisi 26 persen dengan dana sendiri dan sampai 41 persen dengan bantuan asing,'' katanya.