REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ditengah kritik terhadap kebijakan utang, pemerintah berencana untuk tetap menerbitkan surat utang luar negeri berupa sukuk global dan samurai bond pada semester kedua mendatang. Meski demikian nilai ataupun jumlah obligasi yang diterbikan akan dikurangi.
''Batalkan mungkin tidak, tapi mungkin size-nya yang akan kita kurangi, tapi saya harus berkoordinasi dulu ke Pak Menteri,'' ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (17/6).
Jumlah yang diterbitkan, tambah Rahmat, juga tergantung oleh kebutuhan pembiayaan APBN. Jika penerbitan dalam negeri telah mencukupi maka surat utang luar negeri ini hanya bersifat pelengkap saja. Kemudian sisi lain yang juga turut diperhatikan yakni dari investor. ''Kalau imbal hasil yang ditawarkan tidak kompetitif dan membebani APBN, maka tidak akan kita ambil,'' ucapnya.
Sebagai gambaran, realisasi penerbitan surat utang sampai dengan saat ini sudah sekitar 55 persen dari target penerbitan bruto 2010 sebesar Rp 175 triliun atau sekitar Rp 96,25 triliun. Untuk penerbitan surat utang luar negeri, pemerintah baru menerbitkan global bond pada awal tahun lalu sebesar sebesar 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 19 triliun. Adapun sisa jaminan JBIC untuk penerbitan samurai bond masih sekitar 1,1 milar dolar AS.