REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden Komisaris PT Adaro Energy Tbk (ADRO), Erwin Soeryadjaya telah menjual kepemilikan sahamnya di perusahaan tambang batu bara itu. Jumlah saham yang dilepas itu sebesar 15 juta saham, oleh karena itu, Edwim mendapatkan dana segar sebesar Rp 30 miliar.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Adaro, Andre J Mamuaya, melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan, transaksi penjualan saham itu dilakukan pada pasar reguler 8 Juni lalu. "Harga saham yang dijual tersebut sebesar Rp 2.000 per saham," kata Andre. Menurut Andre, pelepasan saham itu merupakan hal yang wajar, hal itu ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada publik untuk membeli saham perseroan.
Per akhir Mei 2010, kepemilikan saham Erwin Soeryadjaya mencapai 1,37 miliar lembar saham (4,3%), sehingga pelepasan 15 juta saham ini terhitung tidak terlalu signifikan dalam pengurangan kepemilikan saham Erwin.
Analis pasar modal, Eko Capital Cece Ridwan mengatakan, pelepasan saham itu merupakan hal yang biasa dan harus dilaporkan ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Menurutnya, saham Adaro seharusnya memiliki harga acuan di atas Rp 2.000 per lembar saham. "Hal ini tidak akan mempengaruhi kinerja keuangan perseroan, karena nilainya yang kecil dan secara fundamental perusahaan, Adaro cukup baik," tukasnya.
Pada 8 Juni lalu, harga saham ADRO ditutup di harga Rp 1.850 per saham. Sedangkan pada penutupan perdagangan 16 Juni, harga saham ADRO ditutup di harga Rp 1.970 per saham dengan total nilai transaksi sebesar Rp 446,46 miliar dan volume saham yang diperdagangkan mencapai 227,3 juta lembar saham dan sempat menyentuh level tertinggi pada harga Rp 2.000 lembar per saham.