REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi (10/6) cenderung stabil, karena pelaku pasar tetap berhati-hati melakukan transaksi, meski mereka terlihat lebih suka melepas rupiah ketimbang membeli.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun lima poin menjadi Rp9.250-Rp9.260 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.245-Rp9.255.
Analis Valas, Rully Nova mengatakan di Jakarta Kamis, koreksi harga terhadap rupiah tidak besar, karena pelaku pasar melihat dolar AS di pasar regional juga melemah.
Meski saham-saham di AS merosot, namun pelaku agaknya hati-hati untuk masuk ke pasar, katanya.
Menurut dia, rupiah memang mendapat dukungan dari melemahnya dolar AS terhadap euro, jelang pertemuan bulanan bank sentral Eropa yang akan membahas masalah krisis utang yang makin meningkat.
Euro naik menjadi 1,1975 dolar dari sebelumnya 1,1967, dolar juga turun terhadap yen menjadi 91,28 yen dari 91,47.
Rupiah sepanjang tiga hari masih bergelut dalam kisaran Rp9.225-Rp9.250 per dolar, meski muncul faktor positif maupun negatif di pasar, namun pelaku masih khawatir dengan krisis finansial Eropa yang telah merembet ke Hongaria.
"Kami memperkirakan rupiah masih akan berkisar di level Rp9.225-Rp9.250 per dolar, karena fokus pelaku pasar masih terhadap kawasan Eropa," katanya.
Ia mengatakan, di pasar internal terjadi aksi pro dan kontra terhadap rencana kenaikan harga tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak, sehingga menyulitkan bagi rupiah untuk menguat, meski dari eksternal muncul faktor positif.
Rupiah sepanjang bulan ini diperkirakan masih berada di atas level Rp9.200 per dolar, karena dukungan dari internal masih sulit diperoleh, ucapnya.