REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi (3/6), menguat hingga di bawah angka Rp9.200 per dolar.
Rupiah menguat karena pelaku melakukan pembelian terhadap rupiah, meski saham-saham di AS melemah akibat kekhawatiran pasar terhadap Eropa dan China, kata Direktur Currency Management Board, Farial Anwar di Jakarta.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik menjadi Rp9.190-Rp9.200 per dolar dibanding pennutupan hari sebelumnya Rp9.205-Rp9.215 atau menguat 15 poin.
Dia mengatakan, rupiah menguat karena para investor asing mulai kembali melirik pasar Asia, khususnya Indonesia, yang dinilai merupakan pasar investasi yang lebih baik ketimbang pasar lainnya.
Karena itu, pelaku pasar lokal maupun asing mencoba untuk membeli rupiah, meski dolar AS menguat di pasar regional, akibat kekhawatiran pelaku terhadap masalah baru Eropa mengenai perbankan, katanya.
Namun, lanjut dia, kenaikan rupiah relatif masih kecil karena pelaku pasar belum melakukan aksi beli dalam jumlah yang besar. "Kami optimis rupiah akan terus menguat mendekati angka Rp9.100 per dolar," ujarnya.
Sebelum, Ekonom Fauzi Ichsan mengatakan, rupiah pada akhir tahun ini akan dapat menembus angka Rp9.000 per dolar menjadi Rp8.800 per dolar.
Kenaikan rupiah itu, karena pelaku pasar asing mulai kembali menempatkan dananya di pasar domestik, melihat pertumbuhan pasar Eropa dan Amerika Serikat masih tak menentu.
Pelaku pasar saat ini hanya memfokuskan diri ke pasar Asia yang dinilai masih tumbuh dengan baik terutama pasar Indonesia, ucapnya.
Rupiah, mennurut dia, pada siang nanti diperkirakan akan kembali menguat dengan posisi makin mendekati angka Rp9.100 per dolar.
Apalagi Bank Indonesia (BI) pada akhir tahun ini diperkirakan akan menaikkan BI Rate mencapai tujuh persen, apabila subsidi bahan bakar minyak dihapus, ucapnya.