JAKARTA--Komisaris PT Pertamina (persero), Umar Said, memperkirakan penerbitan obligasi Pertamina senilai 1,5 miliar dolar AS yang direncanakan semester pertama 2010, akan mundur menjadi semester kedua 2010. ''Kami harus mempersiapkan secara matang. Pertamina harus dipoles secantik mungkin,'' katanya di Jakarta, Senin (3/5).
Menurut dia, Pertamina harus menjadi perusahaan berkinerja bagus terlebih dahulu, sebelum menerbitkan obliglasi. ''Jangan ada masalah, tidak mempunyai utang,'' kata komisaris yang menangani permasalahan korporasi itu.
Umar menambahkan, persiapan penerbitan obligasi sejalan dengan rencana sebagai perusahaan terbuka tidak terdaftar (public non listed). Sebelumnya, Pertamina menjadwalkan penerbitan obligasi global sebesar 1-1,5 miliar dolar AS dapat terlaksana pada April 2010.
Direktur Keuangan Pertamina, Frederick ST Siahaan, mengatakan penerbitan obligasi didasarkan pada audit laporan keuangan periode Desember 2009. Tiga institusi keuangan asing yang ditunjuk menjadi penjamin pelaksana emisi (underwriter) obligasi, yaitu Citibank, Credit Suisse, dan HSBC. Dana hasil obligasi akan digunakan Pertamina membiayai investasi perusahaan.
Pada tahun 2010, belanja modal perusahaan migas pelat merah ini mencapai Rp 46 triliun. Sebesar 60 persen belanja modal itu akan dibiayai dari internal kas perusahaan dan sisanya dibiayai dari eksternal perusahaan, seperti obligasi maupun pinjaman bank. Setelah global bond, Pertamina juga menjajaki kemungkinan menerbitkan obligasi dalam denominasi rupiah.