Kamis 04 Dec 2025 14:05 WIB

Kemenekraf Gelar Workshop “Bicara Film” di Cirebon, Dorong Kreator Muda Monetisasi Karya Kreatif

Badan Ekonomi Kreatif kembangkan ekosistem ekonomi kreatif daerah

Direktur Televisi dan Radio Kementerian Ekonomi Kreatif Pupung Thariq Fadilah
Foto: Badan Ekonomi Kreatif
Direktur Televisi dan Radio Kementerian Ekonomi Kreatif Pupung Thariq Fadilah

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif melalui Direktorat Film, Animasi, dan Video Deputi Bidang Kreativitas Media kembali menegaskan komitmennya dalam mengembangkan ekosistem ekonomi kreatif daerah. Kali ini, Kemenekraf menyelenggarakan workshop unggulan bertajuk “Bicara Film: Monetize Your Creativity” di CGV Transmart Cirebon, Rabu (3/12/2025).

Acara ini bertujuan untuk menggali potensi para kreator film, animasi, dan video di wilayah Cirebon serta mendorong mereka untuk tidak sekadar berkarya, tetapi juga mampu memonetisasi kreativitasnya.

Hadir dalam acara ini sejumlah tokoh penting, di antaranya Anggota Komisi VI DPR RI Dr. Ir. E Herman M.Si, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dr. Hj. Ratnawati, M.K.K.K, serta puluhan kreator film muda dari Cirebon dan sekitarnya.

Herman menyatakan bahwa terdapat potensi besar dari talenta yang ada di cirebon, film sebagai sarana dalam komunikasi budaya lokal ke audience yang lebih luas harus bisa dimanfaatkan oleh sineas lokal. Tahap Komersialisasi diperlukan terhadap karya yang selama ini sudah dibuat oleh pelaku industri film di cirebon agar lebih mudah untuk ditemukenali.

Direktur Televisi dan Radio mewakili Dit Film Animasi dan Video, Pupung Thariq Fadilah, menyoroti besarnya potensi kreatif Kota Cirebon yang pernah menjadi latar karya animasi populer seperti “Sopo pJarwo”. Ia menegaskan bahwa film bukan hanya media hiburan, tetapi alat strategis untuk promosi daerah.

“Dengan film kita bisa mempromosikan suatu daerah, mengangkat kekayaan budaya dan kearifan lokal untuk diperkenalkan lebih luas, baik di dalam negeri maupun mancanegara,” ujar Pupung.

Lebih lanjut, Pupung menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk membangun ekosistem yang kuat. Ia juga memberikan motivasi kepada para sineas muda agar berani menghadapi tantangan. "Tantangan terbesar itu dari diri kita sendiri. Setiap tantangan adalah cambuk untuk meningkatkan kreativitas," tambahnya.

Workshop ini menghadirkan dua narasumber ahli dari Oris Picture, yaitu Sutradara Orista Primadewa Hadiwiarjo dan Produser Risty Nanda Dhea Putri.

Orista Primadewa, yang film pendeknya “Berdamai Dengan Raqib & Atid” berhasil mendapatkan pendanaan Kemenekraf dan masuk seleksi resmi JAFF, berbagi strategi menembus industri film. Menurutnya, membangun Kekayaan Intelektual (Intellectual Property/IP) pribadi melalui media sosial adalah kunci di era digital ini.

“Sekarang jalur menjadi filmmaker itu banyak. Kita bisa mulai bangun IP di media sosial. Sekecil apa pun kita, kalau sudah ditonton banyak orang, itu bisa jadi tiket masuk ke PH di Jakarta. Namun, networking itu paling penting; sebagian besar dari membuat film adalah jualan dan berjejaring, tidak cukup hanya branding dan idealis,” jelas Orista.

Senada dengan itu, Produser Risty Nanda Dhea Putri menjelaskan bahwa talkshow ini merupakan program rutin Kemenekraf untuk membuka peluang kerja di sektor kreatif. Materi yang dibawakan mencakup aspek teknis produksi hingga penganggaran (budgeting). "Saya melihat peserta di Cirebon sangat antusias. Industri kreatif memiliki masa depan cerah dan mampu membuka banyak lapangan pekerjaan," ungkap Risty.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan pemutaran (screening) film pendek hasil kolaborasi Oris Picture dan Kemenekraf, yang diharapkan dapat memicu semangat berkarya para peserta.

Tentang Kemenekraf/Barekraf RI Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif memiliki visi untuk membangun ekonomi kreatif yang berdaya saing global, berkelanjutan, dan mampu mendorong pembangunan daerah serta kesejahteraan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement