Sabtu 18 Oct 2025 16:25 WIB

Bupati Banyumas Sadewo Jadi Korban Deepfake, Ingatkan Warga Waspada Scam

Sadewo dorong literasi keuangan agar masyarakat tak mudah tertipu di era teknologi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono saat Financial Expo Bulan Inklusi Keuangan 2025 di Rita Supermall, Kecamatan Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (18/10/2025).
Foto: Muhammad Nursyamsi/Republika
Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono saat Financial Expo Bulan Inklusi Keuangan 2025 di Rita Supermall, Kecamatan Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (18/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS — Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, mengaku senang dengan langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Financial (FIN) Expo Bulan Inklusi Keuangan 2025 di Kecamatan Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Sadewo menyebut kegiatan tersebut bukan sekadar ajang pameran produk keuangan, tetapi juga sarana edukasi dan pemberdayaan masyarakat di tengah pesatnya perkembangan teknologi serta digitalisasi ekonomi.

Baca Juga

“Masyarakat kita perlu semakin cerdas dan bijak dalam mengelola keuangan. Melindungi diri ini yang penting dari risiko serta potensi kejahatan digital,” ujar Sadewo saat membuka Financial Expo Bulan Inklusi Keuangan 2025 di Rita Supermall, Kecamatan Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (18/10/2025).

Sadewo menyampaikan, modus penipuan atau scam saat ini semakin beragam dan canggih. Ia mencontohkan kasus penipuan yang mencatut nama dirinya, wakil bupati, dan sekretaris daerah Banyumas, seolah-olah menjual mobil karena sedang membutuhkan uang melalui aplikasi WhatsApp.

“Minta di-DP dulu, ada yang kena Rp5 juta. Bahkan tadi baru saja, ada yang berani video call dengan AI, suaranya mirip saya, tapi kalau diperhatikan, gerak bibir dan kata-katanya tidak sinkron,” ucap Sadewo.

Ia menegaskan bahwa literasi dan inklusi keuangan yang digalakkan OJK menjadi salah satu cara ampuh untuk mencegah masyarakat dari bahaya scam dan kejahatan digital lainnya.

“Bukan hanya soal scam, tapi juga judi daring. Kemarin saya dapat laporan dari pengadilan agama, sudah sering istri menuntut cerai gara-gara suaminya terlibat judi daring dan kemudian pinjaman daring untuk menutup judi tersebut,” lanjutnya.

Sadewo menekankan literasi keuangan bukan hanya soal mengenal produk perbankan, asuransi, dan investasi, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat mengelola penghasilan, menabung, dan berinvestasi dengan bijak. Ia juga mengajak pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) tidak sekadar menjadi lembaga yang menawarkan produk, melainkan mitra pembangunan yang membawa manfaat nyata bagi kemajuan ekonomi, khususnya ekonomi lokal di Banyumas.

“Dengan kolaborasi antara pemerintah dan OJK, saya yakin Banyumas dan wilayah sekitarnya akan menjadi daerah yang inklusif, produktif, dan sejahtera,” kata Sadewo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement