Senin 06 Oct 2025 11:18 WIB

Ratusan Lembaga Budaya Belanda dan Belgia Umumkan Boikot ke Israel

Lebih dari 300 lembaga seni dan museum hentikan kerja sama dengan institusi Israel.

Lebih dari 300 museum, organisasi seni, dan lembaga budaya di Belanda serta Belgia mengumumkan boikot budaya terhadap Israel.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Lebih dari 300 museum, organisasi seni, dan lembaga budaya di Belanda serta Belgia mengumumkan boikot budaya terhadap Israel. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Lebih dari 300 museum, organisasi seni, dan lembaga budaya di Belanda serta Belgia mengumumkan boikot budaya terhadap Israel. Mereka menyatakan akan memutuskan hubungan dengan lembaga-lembaga Israel sebagai bentuk protes atas perang di Gaza dan pendudukan di Tepi Barat.

Deklarasi yang ditandatangani oleh 302 lembaga dan 878 seniman individu itu menyebut sektor budaya tidak bisa lagi berdiam diri menghadapi “kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida yang diakui oleh semua otoritas berwenang.”

Baca Juga

“Sebagai anggota sektor budaya Belanda dan Belgia, kami menolak untuk berdiam diri dalam menghadapi genosida terhadap rakyat Palestina,” demikian pernyataan tersebut dilansir dari laman Anadolu Agency.

Mereka menegaskan, boikot ini ditujukan kepada lembaga negara Israel dan perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia, bukan terhadap individu Yahudi atau warga Israel secara umum.

Langkah ini menyusul seruan yang telah lama disuarakan oleh para seniman dan masyarakat sipil Palestina. Deklarasi itu juga menyebut bahwa lembaga-lembaga yang secara terbuka menentang praktik genosida, pendudukan, dan apartheid akan dikecualikan dari boikot.

Boikot budaya tersebut melibatkan sejumlah lembaga besar, di antaranya Museum Bonnefanten di Maastricht, Museum Seni Rupa di Ghent, Festival Film Belanda, Holland Opera, dan Teater Kerajaan Flemish.

Sejumlah tokoh ternama seperti pelukis Marlene Dumas, penulis Tom Lanoye, sejarawan David Van Reybrouck, penulis Ramsey Nasr, dan sosiolog Sinan Cankaya juga ikut menandatangani pernyataan boikot tersebut.

Deklarasi itu mengutuk serangan Israel terhadap situs keagamaan, sekolah, perpustakaan, serta warisan budaya di Gaza, dengan menyebut jurnalis, pekerja bantuan, tenaga medis, dan seniman turut menjadi sasaran.

Pernyataan itu juga menyoroti kondisi warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang disebut semakin memburuk di bawah penindasan dan penggusuran selama puluhan tahun.

Deklarasi tersebut mengingatkan bahwa boikot budaya pernah berkontribusi terhadap berakhirnya apartheid di Afrika Selatan. Disebutkan pula bahwa lebih dari 5.000 profesional film dan 400 musisi baru-baru ini mengambil langkah serupa terhadap lembaga-lembaga Israel.

“Boikot budaya ini saja tidak akan menghentikan genosida dan pendudukan. Karena itu, kami menyerukan kepada dunia olahraga, akademisi, bisnis, dan politik untuk juga memutuskan hubungan. Hanya bersama-sama kita dapat memaksa Israel mematuhi hukum internasional,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement