Kamis 02 Oct 2025 06:14 WIB

Base Fuel Impor Pertamina Tak Terserap, Vivo dan BP Batalkan Kesepakatan

Pertamina pastikan etanol masih sesuai regulasi, namun SPBU swasta tetap mundur.

Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) terutama jenis pertalite di wilayah Kabupaten Rembang melimpah dan tersedia bagi masyarakat.
Foto: Pertamina Patra Niaga
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) terutama jenis pertalite di wilayah Kabupaten Rembang melimpah dan tersedia bagi masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, mengungkapkan bahwa SPBU Vivo dan BP batal membeli base fuel bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina. Itu karena adanya kandungan etanol.

“Vivo membatalkan untuk melanjutkan setelah setuju membeli 40 ribu barel (base fuel), akhirnya tidak disepakati lagi,” kata Achmad dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (1/10/2025).

Baca Juga

Sebelumnya, PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) telah sepakat menyerap 40 ribu barel BBM dari 100 ribu barel yang diimpor Pertamina. Namun, kesepakatan tersebut batal setelah ditemukan kandungan etanol sekitar 3,5 persen pada hasil uji laboratorium base fuel impor Pertamina.

Menurut Achmad, kandungan etanol itu sebenarnya masih sesuai ketentuan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperbolehkan kandungan etanol hingga di bawah 20 persen.

“Ini (kandungan etanol) yang membuat teman-teman SPBU swasta tidak melanjutkan pembelian base fuel, karena ada konten etanol tersebut,” ujarnya.

Selain Vivo, BP-AKR juga membatalkan rencana pembelian BBM dari Pertamina. Dengan batalnya kedua SPBU swasta itu, negosiasi antarbisnis (business to business/B2B) kembali ke titik awal, dan 100 ribu barel BBM impor Pertamina tidak terserap.

Meski demikian, Achmad optimistis SPBU swasta akan kembali bernegosiasi dengan Pertamina untuk kargo berikutnya yang dijadwalkan tiba pekan ini.

“Teman-teman SPBU swasta berkenan jika pada kargo selanjutnya siap bernegosiasi. Ini bukan masalah kualitas, tapi konten,” kata Achmad.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan SPBU swasta seperti Shell, Vivo, BP, dan ExxonMobil menyetujui pembelian stok BBM tambahan dengan skema impor melalui Pertamina.

Langkah itu ditempuh untuk mengatasi kelangkaan BBM di sejumlah SPBU swasta, termasuk Shell dan BP, yang terjadi sejak Agustus lalu.

Menurut Bahlil, dalam kesepakatan tersebut SPBU swasta mengajukan syarat agar BBM yang dibeli merupakan BBM murni (base fuel), yang nantinya akan dicampur di tangki masing-masing SPBU. Namun hingga kini, belum ada satu pun SPBU swasta yang benar-benar menyerap base fuel dari Pertamina.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement