REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merespons wacana merger antara PT Pelita Air Service dan PT Garuda Indonesia. Erick menyampaikan proses tersebut sedang memasuki tahap kajian oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
"Kita prinsipnya mendukung apa yang akan dilakukan Danantara," ujar Erick usai rapat kerja (raker) dengan Komisi VI DPR terkait Penyesuaian RKA Kementerian BUMN ΤΑ 2026 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (15/9/2025).
Erick menjelaskan, Kementerian BUMN mendukung penuh proses kajian yang sedang berlangsung di Danantara. Dia menyebut, Kementerian BUMN akan memberikan persetujuan penuh setelah proses kajian telah rampung.
"Kami dari Kementerian BUMN mengikuti nanti kebijakan yang akan dilakukan Danantara. Kalau kami kan cuma approval ujungnya saja. Jadi proses kajian itu ada di Danantara," kata Erick.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) berencana melanjutkan transformasi bisnis salah satunya dengan melepas sejumlah anak usaha. Salah satu lini usaha penerbangan Pertamina, PT Pelita Air Service (PAS), sedang dikaji agar bergabung dengan Garuda Indonesia.
Sektor lain, seperti asuransi, layanan kesehatan, hospitality, dan Patra Jasa juga akan dikonsolidasikan sesuai roadmap yang telah disiapkan. Pertamina menekankan akan memperkuat struktur organisasinya dengan membentuk Direktorat Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis.