Senin 15 Sep 2025 15:30 WIB

Rencana Merger Pelita Air dan Garuda, Ini Jawaban Erick Thohir

Kementerian BUMN mendukung penuh proses kajian yang sedang berlangsung di Danantara.

Rep: Muhammad Nursyamsi/Frederikus Dominggus Bata/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.
Foto: Republika/ Muhammad Nursyamsi
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merespons wacana merger antara PT Pelita Air Service dan PT Garuda Indonesia. Erick menyampaikan proses tersebut sedang memasuki tahap kajian oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).

"Kita prinsipnya mendukung apa yang akan dilakukan Danantara," ujar Erick usai rapat kerja (raker) dengan Komisi VI DPR terkait Penyesuaian RKA Kementerian BUMN ΤΑ 2026 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (15/9/2025).

Baca Juga

Erick menjelaskan, Kementerian BUMN mendukung penuh proses kajian yang sedang berlangsung di Danantara. Dia menyebut, Kementerian BUMN akan memberikan persetujuan penuh setelah proses kajian telah rampung.

"Kami dari Kementerian BUMN mengikuti nanti kebijakan yang akan dilakukan Danantara. Kalau kami kan cuma approval ujungnya saja. Jadi proses kajian itu ada di Danantara," kata Erick.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) berencana melanjutkan transformasi bisnis salah satunya dengan melepas sejumlah anak usaha. Salah satu lini usaha penerbangan Pertamina, PT Pelita Air Service (PAS), sedang dikaji agar bergabung dengan Garuda Indonesia.

Sektor lain, seperti asuransi, layanan kesehatan, hospitality, dan Patra Jasa juga akan dikonsolidasikan sesuai roadmap yang telah disiapkan. Pertamina menekankan akan memperkuat struktur organisasinya dengan membentuk Direktorat Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement