REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengaku, pucuk pimpinan Himpunan Bank Negara (Himbara) pusing tujuh keliling ketika ia menyalurkan dana Rp 200 triliun. Dana sebanyak itu selama ini, mengendap di Bank Indonesia (BI).
Pada Jumat (12/8/2025), Purbaya memindahkan dana Rp 200 triliun ke Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Dia pun menyerahkan pengelolaan dana itu kepada pimpinan Himbara untuk memutarnya agar roda perekonomian bergerak.
"Seperti saya naruh uang di bank, suka-suka saya, sampai kapan. Muter di situ, supaya muter di perekonomian. Biar banknya mikir. Tambah (jumlahnya?) nanti kita lihat kondisinya. Sekarang aja udah pusing, lu minta tambah," kata Purbaya saat konferensi pers bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Presiden Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (15/9/2025).
Purbaya pun meminta awak media untuk berbicara langsung ke dirut Himbara agar bisa memutar uang milik pemerintah yang dititipkan sebanyak Rp 200 triliun itu. Kali ini, ia tidak mau ambil pusing atas curhatan dirut Himbara yang kebingungan dalam menyalurkan dana sebesar itu.
"(Dirut) dia udah pusing. 'Aduh, dikasih duit banyak nih (dari Menkeu)'. Tahu nggak Anda? Pada waktu saya menyalurin Rp 200 triliun, banknya bilang apa? 'Saya hanya sanggup menyerap Rp 7 triliun'. Saya bilang enak aja. Kasih ke sana semua, biar mereka mikir. Jadi bukan saya lagi yang mikir, mereka yang mikir," ucap Purbaya.