Kamis 11 Sep 2025 20:17 WIB

Menkeu Pastikan Dana Rp 200 Triliun ke Enam Bank Jadi Pemacu Kredit

Kucuran dana ini diharapkan dorong perbankan lebih agresif menyalurkan kredit.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Menteri Keuangan Purbaya Yudha Sadewa usai menghadiri Raker Komisi XI DPR RI Agenda Pengambilan Keputusan Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2026 Kementerian Keuangan di Kompleks DPR RI, Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Foto: Republika/Eva Rianti
Menteri Keuangan Purbaya Yudha Sadewa usai menghadiri Raker Komisi XI DPR RI Agenda Pengambilan Keputusan Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2026 Kementerian Keuangan di Kompleks DPR RI, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Keuangan Purbaya Yudha Sadewa mengatakan kucuran dana Rp 200 triliun yang disalurkan ke empat bank Himbara dan dua bank syariah akan dimanfaatkan perbankan untuk mendorong pertumbuhan kredit sekaligus pertumbuhan ekonomi.

Purbaya berpandangan, meskipun permintaan kredit sedang menurun, dana tersebut tidak akan dibiarkan mengendap. Justru sebaliknya, kucuran dana diharapkan menjadi pemantik agar perbankan lebih produktif.

Baca Juga

“Orang pernah bilang kredit enggak akan naik kalau ekonominya enggak maju. Kita balik, kita kasih uang banyak, kredit tumbuh juga. Kenapa? Karena bank-bank itu punya uang lebih, ada cost of capital-nya kan? Kalau ditaruh di brankas, rugi dia. Jadi diberi bahan bakar supaya market mechanism berjalan, sehingga mereka terpaksa menyalurkan,” ujar Purbaya usai menghadiri Raker Komisi XI DPR RI di Kompleks DPR RI, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Ia menyebut, dengan adanya kucuran dana tersebut, perbankan tidak akan bersantai dan justru berpikir lebih keras mencari proyek-proyek prospektif.

“Kan mereka pintar untuk mencari proyek-proyek bagus, untuk menyalurkan dana itu supaya tidak mengalami negative carry, negative spread,” tuturnya.

“Jadi dengan cara itu, hampir pasti uang akan nyebar di sistem perekonomian. Ekonomi akan tumbuh lebih cepat, kredit pasti akan tumbuh lebih cepat dari yang sekarang,” lanjutnya.

Purbaya menambahkan, ada ruang untuk penambahan kucuran dana apabila dalam perjalanannya masih dibutuhkan.

“Yang jelas itu percobaan pertama. Kita taruh segitu dulu dan kita lihat dalam waktu seminggu, dua minggu, tiga minggu, seperti apa dampaknya pada ekonomi. Kalau kurang, tambah lagi,” ujarnya.

Sebagai informasi, pertumbuhan kredit perbankan memang mengalami perlambatan dan masih berada di kisaran satu digit. Data Bank Indonesia (BI) per Juli 2025 menunjukkan kredit perbankan hanya tumbuh 7,03 persen secara tahunan (year on year/yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juni 2025 sebesar 7,77 persen (yoy). BI memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2025 berkisar 8—11 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement