Kamis 11 Sep 2025 13:59 WIB

Penjualan Ritel Indonesia Naik 4,7 Persen pada Juli 2025

BI sebut prediksi Agustus tetap tumbuh meski alami kontraksi bulanan.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel nasional tumbuh positif pada Juli 2025. Indeks Penjualan Riil (IPR) mencatatkan kenaikan mendekati 5 persen secara tahunan. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Putra M. Akbar
Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel nasional tumbuh positif pada Juli 2025. Indeks Penjualan Riil (IPR) mencatatkan kenaikan mendekati 5 persen secara tahunan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel nasional tumbuh positif pada Juli 2025. Indeks Penjualan Riil (IPR) mencatatkan kenaikan mendekati 5 persen secara tahunan.

“Pada Juli 2025, IPR tumbuh sebesar 4,7 persen (year on year), meningkat dibandingkan pertumbuhan Juni 2025 yang sebesar 1,3 persen (yoy),” kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangannya, Kamis (11/9/2025).

Baca Juga

Ia menjelaskan, peningkatan IPR terutama ditopang oleh kinerja penjualan kelompok suku cadang dan aksesori, perlengkapan rumah tangga lainnya, serta subkelompok alat tulis. Secara bulanan, penjualan eceran pada Juli 2025 justru terkontraksi 4,1 persen (month to month) seiring berakhirnya periode libur dan cuti bersama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) serta libur sekolah.

Untuk Agustus 2025, BI memperkirakan kinerja penjualan eceran tetap tumbuh. Hal ini tercermin dari proyeksi IPR Agustus yang tumbuh 2,7 persen (yoy). Pertumbuhan ditopang oleh penjualan kelompok suku cadang dan aksesori, bahan bakar kendaraan bermotor, serta barang budaya dan rekreasi.

“Secara bulanan, penjualan eceran pada Agustus 2025 diperkirakan mencatat kontraksi 0,3 persen (mtm), lebih baik dibandingkan kontraksi 4,1 persen (mtm) pada bulan sebelumnya. Perbaikan ini didukung oleh penjualan kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta subkelompok sandang,” jelasnya.

Dari sisi harga, BI memperkirakan tekanan inflasi dalam tiga bulan mendatang, yakni Oktober 2025, akan stabil. Sementara itu, tekanan inflasi pada enam bulan mendatang atau Januari 2026 diprediksi meningkat.

“Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Oktober 2025 sebesar 134,8, relatif stabil dibandingkan periode sebelumnya sebesar 134,7. Sementara IEH Januari 2026 tercatat 169,3, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 163,4,” ucap Denny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement