Senin 08 Sep 2025 14:30 WIB

Airlangga: Pemerintah Pantau Isu PHK Massal di Gudang Garam

Video viral pekerja Gudang Garam perpisahan picu spekulasi PHK massal.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Kick-Off Road to Harbolnas 2025 di Graha Sawala Gedung Ali Wardhana Kemenko Perekonomian, Senin (8/9/2025).
Foto: Dian Fath Risalah/Republika
Kick-Off Road to Harbolnas 2025 di Graha Sawala Gedung Ali Wardhana Kemenko Perekonomian, Senin (8/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pemerintah tengah memonitor isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di PT Gudang Garam Tbk. Kabar PHK massal di perusahaan rokok terbesar di Indonesia itu mencuat setelah beredar video viral berdurasi 1 menit 17 detik di media sosial.

"Kami monitor, karena Gudang Garam sudah menggunakan juga modernisasi, nanti kita lihat ya. (Hingga kini) Gudang Garam belum melaporkan ini,” kata Airlangga saat ditemui usai Kick-Off Road to Harbolnas 2025 di Graha Sawala, Gedung Ali Wardhana Kemenko Perekonomian, Senin (8/9/2025).

Baca Juga

Video memperlihatkan puluhan pekerja pabrik Gudang Garam di Tuban, Jawa Timur, berjabat tangan penuh haru saat perpisahan.

Namun, hingga kini manajemen Gudang Garam belum memberikan keterangan resmi. Republika telah mencoba menghubungi pihak perusahaan terkait kabar tersebut, tetapi belum ada tanggapan.

Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal ikut menyoroti isu tersebut.

“Kami baru dapat kabar, telah terjadi PHK buruh di PT Gudang Garam. Kami akan cek dulu,” ujar Said, Sabtu (6/9/2025).

Said menilai, jika benar PHK itu terjadi, kondisi tersebut mencerminkan melemahnya daya beli masyarakat yang berdampak pada turunnya produksi industri rokok.

Isu PHK ini mencuat di tengah kinerja keuangan Gudang Garam yang tengah tertekan. Laba bersih perusahaan sepanjang semester I 2025 hanya Rp 120,25 miliar, anjlok 87 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 925,52 miliar.

Pendapatan juga turun menjadi Rp 44,37 triliun dari Rp 50,02 triliun. Laba bruto terkoreksi menjadi Rp 3,79 triliun, sedangkan laba sebelum pajak menyusut ke Rp 294,37 miliar.

Gudang Garam juga masih menanggung liabilitas Rp 18,72 triliun per Juni 2025. Dari jumlah itu, Rp 16,67 triliun merupakan liabilitas jangka pendek, termasuk utang bank Rp 5,21 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement