Jumat 05 Sep 2025 07:16 WIB

Suara Pedagang yang Bertahan di Tengah Lonjakan Harga Sewa di District Blok M

Fauzi mengungkapkan, tagihan sewa yang tinggi hanya untuk kuliner.

Rep: Mg 159. Mg 160/ Red: A.Syalaby Ichsan
Suasana di District Blok M, Jakarta, Kamis (5/9/2025).
Foto: Mg159
Suasana di District Blok M, Jakarta, Kamis (5/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – District Blok M, Jakarta Selatan, tampak sepi. Banyak papan ruko yang masih terpampang meski dengan kondisi ruko yang sudah tutup. Dari puluhan ruko di distrik tersebut, hanya tersisa empat belas yang masih buka. Enam di antaranya merupakan ruko kuliner.

Dava Kirana (22 tahun), salah satu pedagang kuliner mengaku biaya sewa rukonya naik drastis. Menurut Dava, tagihan sewa yang biasanya Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu per bulan, harus melonjak berkali-kali lipat. “Iya, dari Rp 300-500-an jadi Rp 7 juta,” ujar Dava kepada Republika, Kamis (4/9/2025).

Baca Juga

Dava mendengar informasi pihak koperasi ingin mengambil alih dan memegang ruko-ruko di District Blok M kembali. Adanya kerja sama dengan MRT dan biaya-biaya lainnya turut menjadi faktor tingginya tagihan sewa ruko di lokasi tersebut.

Meski dijanjikan gratis sewa selama dua bulan jika pindah di Blok M Hub, Dava dan lima ruko kuliner lainnya terlihat masih bertahan di District Blok M. Sebagai penjaga ruko, dia hanya mengikuti arahan pemilik. Saat ini, mereka sedang mencari tempat jualan yang benar-benar sesuai.“Iya masih di sini, karena kita lagi cari tempat juga yang benar-benar bisa, iya belum ada rencana ke bawah (Blok M Hub),” ungkap dia.

Dava merasa keadaan ini sangat tidak menguntungkan bagi karyawan demikian bagi ruko itu sendiri. Dia mengaku pendapatan ruko anjlok akibat pengunjung yang kian sepi. Meski begitu, ruko kulinernya tersebut tetap tidak menaikkan harga makanan dan minuman pada menu karena belum ada arahan dari pemilik.“Dari yang benar-benar anjlok banget, terus juga sekarang sepi pengunjung,” keluh dia.

Apakah semua ruko terdampak? Rupanya tidak. Fauzi (57), pedagang jam arloji, mengaku rukonya dan ruko non-kuliner lainnya tidak mendapat kenaikan harga sewa. Ruko yang telah berdiri sejak 1996 ini, tetap dia buka di tengah banyaknya ruko yang tutup.

Dengan tegas, dia menyebut rukonya akan tetap berada di District Blok M mengingat dia sudah lama menempatinya. Fauzi merasa tidak mendapatkan tagihan yang tinggi seperti ruko kuliner lainnya.

“Ya saya enggak, kan ini (tagihannya) kan (untuk) kuliner. Kalau saya di sini udah lama, jadi enggak mungkin pindah,” jelas Fauzi kepada Republika, Kamis (4/9/2025).

Sepengetahuan Fauzi, memang ada beberapa ruko yang belum membayar tagihan dan kemudian menutup ruko. Dia dengan tegas menjawab, ruko yang tutup juga bisa dikarenakan mereka tidak sanggup membayar. Sementara, sebagai pedagang jika sanggup bayar, maka harus membayar dan jika tidak sanggup bayar, maka harus menerima risikonya.

“Kalau kita dagang sanggup ya bayar, kalau enggak ya udah gitu kan,” tegas dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement