REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra International Tbk menyampaikan adanya tekanan ekonomi yang berdampak pada pertumbuhan kinerja perusahaan. Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro mengatakan kondisi tersebut tergambar dalam performa bisnis perusahaan selama paruh pertama 2025.
“Kalau di semester pertama 2025, kita memang melihat ada tekanan terhadap beberapa sektor sehingga kinerja kita juga mengalami sedikit penurunan,” ujar Djony saat konferensi pers public expose Astra International di Jakarta, Rabu (27/8/2025).
Djony menjelaskan penurunan kinerja dipengaruhi kondisi harga komoditas yang kurang baik, yang berdampak pula pada turunnya pasar mobil nasional. Ia menyebut perusahaan belum dapat memproyeksikan situasi ekonomi maupun pasar mobil nasional untuk tahun depan.
“Saat ini, terlalu dini untuk kami memberikan satu guidance yang sifatnya kuantitatif,” ucap Djony.
Ia menambahkan Astra International berusaha menjaga performa bisnis di sisa tahun ini setidaknya sama dengan capaian semester I 2025. Djony berharap kondisi perekonomian global maupun Indonesia dapat kembali membaik pada paruh kedua tahun ini hingga 2026.
“Kemudian daya beli masyarakat, terutama kelas menengah, akan membaik. Sehingga kita harapkan terjadi pemulihan misalnya di pasar mobil nasional, itu yang kita harapkan,” kata Djony.
Meski menghadapi tekanan, Djony tetap optimistis diversifikasi portofolio Astra menjadi instrumen utama memperkuat kinerja dibandingkan dengan kompetitor. Ia menjelaskan Astra International terus konsisten memperkuat lini bisnis inti.
“Kami lakukan optimalisasi dari berbagai aspek operasional sehingga bisa memberikan value creation yang lebih baik,” ucapnya.
Menurut Djony, bisnis inti Astra International merupakan faktor kunci pengembangan kinerja perusahaan. Ia menegaskan Astra International selalu terbuka untuk melakukan investasi atau akuisisi terhadap peluang yang selaras dengan bisnis inti.
“Hal ini bertujuan untuk semakin memperkuat rantai pasok atau ekosistem di bisnis inti kami,” sambung Djony.
Selain itu, Astra International juga menilai perlu adanya investasi di area baru untuk menopang pertumbuhan. Djony menilai langkah tersebut dapat memberikan imbal hasil (return) yang baik bagi pemegang saham secara berkesinambungan.
“Itu membutuhkan pemikiran mendalam, kajian berbagai aspek, baik dari sisi komersial, operasional, maupun strategi. Singkatnya, bagaimana kami bisa mengalokasikan modal ke investasi yang baik secara tepat dan cermat sehingga memberikan return yang baik bagi Astra,” kata Djony.