Selasa 01 Jul 2025 13:47 WIB

Inflasi Sepanjang Semester I 2025 Capai 1,38 Persen, Disumbang Emas Perhiasan 

Emas perhiasan terus mengalami inflasi sejak September 2023.

Rep: Eva Rianti / Red: Gita Amanda
Emas perhiasan terus mengalami inflasi sejak September 2023.
Foto: Republika/Prayogi
Emas perhiasan terus mengalami inflasi sejak September 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan data mengenai tingkat inflasi pada sepanjang semester I 2025. Tercatat, angka inflasi pada periode Januari—Juni 2025 mencapai 1,38 persen, dengan emas perhiasan sebagai penyumbang utama. 

“Tingkat inflasi secara year to date adalah sebesar 1,38 persen dan inflasi ini lebih tinggi dari 2021, 2023, dan 2024. Selama semester I 2025, komoditas yang sering muncul sebagai penyumbang inflasi adalah emas perhiasan,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik (BRS) di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (1/7/2025).

Baca Juga

Pudji mengatakan, emas perhiasan merupakan komoditas yang muncul enam bulan berturut-turut di sepanjang semester I tahun ini. Disusul komoditas beras, ikan segar, dan tarif angkutan udara. 

“Emas perhiasan terus mengalami inflasi sejak September 2023,” ungkapnya. 

Pudji mengungkapkan, adapun ditinjau menurut komponen, secara umum selama Januari—Juni 2025, komoditas komponen harga bergejolak memiliki frekuensi yang lebih sering sebagai komoditas utama penyumbang inflasi, baik secara bulanan (mtm) maupun secara tahun kalender (ytd). 

“Dari sisi komponen harga diatur pemerintah, BPS mencatat terjadi kenaikan tarif di 10 kabupaten/kota pada periode semester I 2025, sehingga tarif air PAM memberikan andil inflasi sebesar 0,14 persen di Juni 2025 secara year to date,” jelasnya. Eva Rianti 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement